Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drainase di Borobudur Terancam Tersumbat

Kompas.com - 20/11/2010, 20:44 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Iskandar M Siregar, mengatakan, abu vulkanik erupsi Gunung Merapi yang menempel di Candi Borobudur dapat merusak tubuh candi.

Abu vulkanik tersebut bersifat korotif sehingga dapat mempercepat pelapukan batuan candi jika tidak segera dibersihkan. Sifat korotif abu, kata Iskandar, dikarenakan tingkat keasaman atau Ph abu vulkanik yang rendah yakni berkisar 4-5.

"Makanya abu bersifat asam, sehingga merugikan batu seperti rantai itu bisa karatan, dalam waktu lama bisa keropos," papar Iskandar ketika ditemui di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/11/2010).

Untuk mencegah hal tersebutlah, sekitar 60 petugas balai konservasi melakukan pembersihan awal dengan menyapu dan menyikat debu di tubuh candi.

Kemudian akan membersihkan kembali tubuh candi dengan cairan soda kue untuk menetralkan tingkat keasaman. "Semprot dengan penetralisir bahan kimia, sejenis soda kue atau natrium bikarbonat," katanya.

Hingga kini, baru 20 meter kubik abu vulkanik atau sekitar 7,5 persen abu yang berhasil dibersihkan dari bagian selasar dan pelataran candi.

Dikatakan Iskandar, masih tersisa 90 persen abu yang harus dibersihkan. "Kalau hujan, akan menjadi kendala. Justru makin menyusahkan kami. Kalau hujan, abu masuk ke sistem drainase, sistem drainasenya tersumbat," ujar Iskandar.

Ditargetkan, pada 3-4 minggu ke depan, Iskandar dan kawan-kawan mampu membersihkan semua abu vulkanik yang menempel.

Pihak Balai Konservasi, lanjut Iskandar, menerima bantuan alat dari pemerintah pusat senilai lebih dari RP 100 juta untuk pembersihan candi.

"Bantuan alat dari Jakarta, pompa air, jenset, vacum cleaner sekitar Rp 100 juta lebih. Dari kantor kami, Rp 248 juta untuk tenaga dan alat," ungkap Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com