Pontianak, Kompas
Menurut penduduk di sekitar tempat kejadian, terjangan puting beliung sangat kencang karena bisa menjebol atap rumah yang terbuat dari seng dan menerbangkannya hingga sejauh 10 meter. Dari 13 rumah yang rusak dihantam puting beliung, tiga di antaranya sangat parah karena atap habis dan sebagian dinding jebol.
Hermanto (50), warga Nusa Indah Laut, Kelurahan Bangka Belitung Laut, mengatakan, angin kencang yang memorak-porandakan rumah warga itu hanya berlangsung lebih kurang 30 detik.
”Ketika angin puting beliung berlangsung, air Sungai Kapuas juga tiba-tiba tersapu hingga membentuk gulungan ombak setinggi 3 meter,” ujar Hermanto.
Kerusakan parah akibat puting beliung itu, kata Hermanto, terjadi karena tidak ada lagi tanaman pelindung, seperti bakau, di pinggir Kapuas.
”Sungai Kapuas semakin melebar karena abrasi sehingga tanggul hilang. Banyak rumah juga yang semakin terancam abrasi itu,” ujar Hermanto.
Rumah-rumah penduduk di pinggir Sungai Kapuas, Kota Pontianak, umumnya berupa rumah panggung dengan dinding kayu. Warga memilih rumah panggung karena Sungai Kapuas sering pasang sehingga ketinggian air naik.
Camat Pontianak Tenggara Ahmad Priyono mengatakan, rumah-rumah yang rusak parah mendapat prioritas bantuan.
”Pemerintah Kota Pontianak membantu perbaikan rumah. Tahap pertama kami prioritaskan penyediaan atap rumah supaya rumah bisa ditempati lagi ketika hujan. Setelah itu, baru bantuan bahan bangunan untuk rumah-rumah lain,” ujar Ahmad.
Bantuan logistik, ujar Ahmad, sudah didistribusikan pada Jumat malam. ”Bantuan logistik, seperti beras, sudah lebih dahulu didistribusikan karena warga yang rumahnya rusak tidak bisa tinggal di rumah lagi,” ujar Ahmad.