jakarta, kompas
Ketua Umum Ekspedisi Seven Summit Endriartono Sutarto, Senin (13/12), mengatakan, dibandingkan tiga puncak lain yang sudah didaki, puncak Aconcagua memiliki tantangan lebih berat. Aconcagua menghadirkan tantangan berupa angin kencang. Selain itu, dengan ketinggian hampir 7.000 meter, enam pendaki juga akan menghadapi tipisnya oksigen.
Manajer Base Camp Galih Donikara mengatakan, untuk itu mereka sudah melakukan persiapan ekstra. Persiapan, khususnya persiapan fisik ekstra, terus disiapkan para pendaki. Seusai menyelesaikan pendakian ketiga, puncak Elbrus di Rusia pada Agustus 2010, tim pendaki langsung menjalani istirahat dan memulai latihan fisik.
Tim pendaki yang terdiri atas Ardhesir Yaftebbi (28), Iwan Irawan (38), Martin Rimbawan (25), Fajri Al Luthfi (25), Nurhuda (23), dan satu-satunya perempuan pendaki dalam tim, Gina Afriani (22), berlatih fisik dan mengikuti simulasi pendakian didampingi tim kesehatan.
”Sebelum berangkat hing-
Sesuai rencana tim terbang ke Buenos Aires, Argentina, Selasa (14/12) dini hari. Dari Buenos Aires, tim menuju Mendoza, kota besar terakhir di Aconcagua. Di Mendoza, tim melakukan persiapan akhir sebelum memulai pendakian. Perjalanan ke Aconcagua dilakukan 17 Desember 2010 dengan bermobil dari Mendoza ke pos Taman Nasional Aconcagua. Dari sini tim memulai pendakian dengan melalui rute normal. Tim akan berhenti di kamp induk dan tiga titik kamp untuk menyiapkan diri. Tim dijadwalkan mencapai puncak 28 Desember 2010.