Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Ayam sampai Tulang-tulangnya

Kompas.com - 14/12/2010, 10:30 WIB

KOMPAS.com — Jika kita makan ayam goreng atau ayam bakar, tulangnya pasti kita buang kan? Nah, berkat semangat suami istri bernama Sugiono di awal tahun 90-an, stigma tulang dibuang kini sudah bisa dihilangkan dari pikiran kita.

Sebab, ayam goreng dan ayam bakar bikinan Ibu Nani Sugiono ini benar-benar bisa dimakan sampai ke tulang-tulangnya. Bukan hanya tulang tipisnya saja, bahkan tulang besarnya juga bisa dimakan.

Saat itu saya melihat seorang pria bernama Sarya, yang ternyata merupakan pelanggan setia ayam Ibu Nani sejak pertama kali buka di kawasan Rawasari,  Jakarta Timur, ini. Dia makan sampai, istilahnya, kucing enggak dapat bagian. Piringnya benar-benar bersih tanpa tulang. Padahal, dia makan ayam bakar bagian dada. "Enak sih, lagian setahu saya tulang itu kan kalsiumnya banyak, bagus untuk tulang," katanya sambil tetap meng-kriuk tulang.

Nah, kalau tulangnya saja udah empuk banget, apalagi dagingnya. Bisa diistilahkan, kakek nenek juga bisa makan tanpa perlu capek mengunyah. Empuk banget dengan bumbu pedas yang melekat. Enggak usah pake sambel, ayam bakar ataupun goreng di sini sudah memiliki ciri khas, agak pedas. Jadi ketika dicocol kecap, rasanya sudah kayak nyocol sambel dengan tingkat kepedasan rendah. Dan, begitu dicocol sambelnya, ya pedes bangetlah.

Tapi saya heran, tulangnya empuk sampai bisa dimakan, tetapi dagingnya masih utuh, enggak rusak alias tampak seperti bukan menggunakan presto.

Daripada penasaran, saya pun bertanya pada Pak Sugiono. "Oh ya, kita enggak pakai presto. Kita dulu waktu uji coba sih pernah coba pakai presto. Hasilnya, dagingnya jadi hancur. Akhirnya setelah eksperimen 5 tahun dan menghabiskan puluhan ayam, ketemulah formula tulang lunak tanpa presto. Hasilnya, ya ini, Tulang Lunak Ny Nani S," katanya.

Menurut Sugiono, mereka enggak pakai bahan kimia untuk melunakkan tulang ayam. "Kita menggunakan berbagai racikan dari rempah-rempah Indonesia," katanya.

Makanya, kalau Anda makan, bumbunya itu merasuk banget. Ya itu rahasia. Salah satu rempah tersebut adalah serai, serai ini memiliki kemampuan enggak cuma menghilangkan amis, tapi juga melunakkan. Dan tentunya selain serai, kita gunakan rempah lainnya yang turut mendukung proses pelunakan tulang.

Hebatnya lagi, ketika coba-coba resep dan harus membuang puluhan ayam selama bertahun-tahun itu, kondisi ekonomi Sugiono belumlah seperti saat ini yang dalam sehari mampu menjual ribuan potong ayam bakar ataupun goreng.

Saat itu, ia hanyalah sopir taksi dan harus menghidupi keluarga dan tujuh keluarga adik-adiknya. Keinginan mengubah nasib dan pemikiran yang jauh ke depanlah yang memicunya untuk terus kreatif dalam menyajikan menu yang unik, lezat, dan memasyarakat dengan harga terjangkau.

Warungnya pun dulu tak permanen, tetapi kaki lima di depan Masjid Salman Al Farisi Kantor Bulog di Jalan Raya H Ten. Lalu, setelah ada rezeki, mulai mengontrak dan akhirnya tak hanya mampu membeli tanah untuk warung, bahkan beberapa petak tanah sekaligus.

Mulai dari tanah untuk rumah tinggal, tanah untuk beternak ayam sendiri, hingga beberapa rumah lagi untuk saudaranya membuka usaha percetakan yang dimanfaatkan untuk mencetak sendiri dus delivery. Ya, pengembangan usaha berbasis keluarga sehingga uang tak ke mana mana inilah yang semakin mengibarkan bendera AGTL atau Ayam Goreng Tulang Lunak Ny Nani S.

Krecek

Selain ayam, di sini juga ada krecek. Kreceknya tak seperti krecek jogja yang teramat sangat manis. Krecek di sini justru dominan dengan rasa pedas dan rasa manis yang tipis. Sangat gurih dan segar.

Oh ya, kalau makan di sini, minuman yang ada pun cukup heboh. Sebut aja Es Beken (Beras Kencur), atau Es Kunas (Kunir Asem), dan Es Gulas (Gula Asem). Ada juga yang bernama Es Sari Lidah Buaya, Sari Rumput Laut, dan Kopi Mineral.

6.000 boks sehari

Oh ya, ini juga merupakan kelebihan dari AGTL, yaitu meski bukan sebuah resto berukuran besar dengan dapur yang superlebar, AGTL sanggup menyediakan 6.000 boks makanan dalam sehari, di mana selama ini pesanan tak pernah mendapat komplain. (Catur Guna Yuyun Angkadjaja)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com