Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halong Bay, Pesona Alam Vietnam

Kompas.com - 04/01/2011, 12:35 WIB

Perjalanan dimulai dengan sorak kegirangan menyaksikan indahnya panorama teluk. Di teluk ini, dengan luas sekitar 1.500 persegi, berserakan 1.996 pulau karang dan sebagian di antaranya tampak hijau. Hamparan ini termasuk salah satu world heritage oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Tiba-tiba kabut menghalangi pemandangan antarpulau.

Menurut literatur tentang Halong Bay, di pulau-pulau itu terdapat 435 jenis tanaman, 22 spesies hewan laut, dan 76 spesies burung. Selain itu terdapat 28 varietas mangrove, 315 spesies ikan, serta 545 spesies hewan invertebrate dan 234 jenis koral. ”Halong Bay adalah lukisan alam yang indah,” kata Tram.

Kapal yang kami tumpangi cukup nyaman. Sekitar 30 menit berlayar, Tram mengatakan, ”Itu Thien Cung Grotto, tujuan kita kali ini”. Thien Cung artinya istana surga. Pulau itu tampak diselimuti hutan lebat. Setelah turun ke dermaga, menaiki 51 anak tangga dari batu alam, kami tiba di pintu sempit menuju gua.

Semua orang tampak terpesona, tertegun sejenak, begitu mengetahui dirinya sudah berada di dalam gua. Melibat tata letak cahaya lampu buatan yang menyorot ke bagian-bagian paling menonjol dan berkarakter legenda gua itu, seolah sedang merasakan alam fantasi dunia animasi. Usia pulau karang itu 11.000-700.000 tahun.

Menurut legenda yang dituturkan oleh salah seorang pemandu di gua itu, seorang wanita muda bernama Mei tertangkap mata Pangeran Naga dan ia jatuh cinta padanya. Mereka bertunangan. Pesta pernikahan berlangsung selama tujuh hari dan tujuh malam di pusat gua tersebut.

Untuk menghormati pernikahan mereka, naga kecil terbang melalui stalaktit dan stalakmit. Gajah pun ikut menari bahagia, ular melilitkan dirinya seperti sedang memintal kain di sekitar pohon. Seekor gajah besar, berpakaian rapi, menunggu mengangkut pengantin. Para jin dari berbagai penjuru juga datang menghadiri jamuan makan.

”Semua adegan itu kini telah membatu dalam gua,” kata Nona Thuy, pemandu di gua itu.

Di tengah-tengah gua ada empat pilar besar mendukung ”atap langit.” (roof of heaven). Dari dasar ke puncak banyak gambar aneh burung, ikan, bunga, dan bahkan pemandangan kehidupan manusia. Pada dinding utara gua sekelompok peri tampak menari dan bernyanyi untuk menghormati pernikahan.

Sesampainya di bagian terakhir dari gua, tampak aliran air alami dari lubang cadas. Ada tiga kolam kecil air yang jernih. Di dalam kolam kecil itu berserakan recehan dollar dan dong. Menurut legenda, di kolam ini Mei memandikan 100 anaknya, membuat mereka bijaksana dan bahagia menjadi remaja.

Satu lorong keluar dari gua adalah jalan untuk Mei bersama dengan 50 anak-anaknya turun ke lahan panen baru. Ke-50 anak yang tersisa, bersama dengan ayah mereka, ditinggalkan untuk membangun negeri yang asli.

Makan siang di kapal sore itu terasa nikmat. Menunya spesial, tidak jauh dari ikan. Setelah makan, kapal membawa kami melewati karang-karang yang luar biasa indahnya. Di bawah langit dengan cuaca mendung dan dingin, bersuhu sekitar 16 derajat celsius, kami menuju hotel tempat menginap selama semalam sebelum pulang. (CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com