Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Bali, Tidak Hanya Pantai dan Laut

Kompas.com - 21/01/2011, 08:58 WIB

Setelah menyelesaikan sarapan di Es Teler 77 -- rupanya TuneHotels Bali bekerja sama dengan Es Teler 77 sebagai anchor restaurant-nya -- kami berangkat dari Legian pada pukul 9 pagi dan sekitar 45 menit kemudian kami tiba di Goa Gajah.

Kompleks Goa Gajah yang terletak di Desa Bedulu ini adalah sebuah kawasan yang memiliki sebuah gua dan sebuah area bekas tempat pemandian yang dibangun pada sekitar abad 11. Yang menarik dari Goa Gajah ini adalah ukiran pada mulut gua yang dipahat menyerupai kepala besar sebuah tokoh dengan mulut terbuka, di kedua sisi mulut gua terlihat dua patung yang seolah-olah menjaga gua tersebut. Begitu kami masuk ke dalam, tampak beberapa cerukan yang cukup dalam dan berjejer di dinding gua, rupanya cerukan tersebut adalah tempat bermeditasi para tokoh agama di zaman dahulu.

Beralih dari Goa Gajah, kami menuju Pura Tirta Empul di Desa Tampaksiring. Di dalam kawasan ini terdapat istana presiden di atas bukit -- yang entah mengapa kok diletakkan di sana, strategis banget buat ngintip -- dan sebuah area pemandian yang dikelilingi oleh kompleks pura yang lumayan luas.

Sumber air di Pemandian Tampaksiring ini berasal dari mata air yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Hari itu kawasan tersebut tampak penuh dengan pengunjung, teriknya matahari Bali seakan-akan mendesak para pengunjung untuk segera masuk ke dalam pemandian yang airnya dingin dan amat jernih, untuk kemudian melakukan ritual pembersihan diri.

Setelah puas berfoto, kami menyempatkan untuk mampir ke sebuah restoran di Kintamani sekaligus untuk menikmati pemandangan dari atas bukit. Udara sejuk pegunungan dan pemandangan Gunung Batur dan danaunya yang membentang indah di horizon benar-benar membuat kami malas bergerak dari kursi. Tadinya kami berencana untuk sekaligus ke Desa Trunyan, tapi mengingat hari sudah agak sore akhirnya destinasi kami beralih ke Desa Adat Penglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli.

Desa Adat Penglipuran ini sebenarnya tidak ada di itinerary yang saya buat, tapi menjadi salah satu objek wisata yang paling saya suka selama berjalan-jalan di Bali. Desa Adat ini awalnya adalah sebuah desa biasa dengan kawasan yang tertata rapi dengan pemandangan alam yang asri dan luar biasa indah, sehingga membuat kami betah berlama-lama di sana. Dengan didukung pula oleh sistem masyarakatnya yang masih kuat dan unik, pada akhirnya desa ini diangkat oleh pemerintah lokal menjadi salah satu objek wisata Bangli.

Penataan fisik kawasan ini terlihat unik dan rapi dengan bagian depan rumah yang dibuat serupa satu sama lain, baik dalam hal fungsi, material, dan bentuk. Desa ini terletak di sebuah dataran tinggi dengan area utama berupa pura yang diletakkan di kontur tanah yang paling tinggi.

Untuk memasuki kawasan ini dikenakan biaya Rp 11.000 untuk rombongan kami, dan kita diharuskan berjalan kaki ke dalam kawasan karena kendaraan tidak diperbolehkan masuk.

Setelah puas berkeliling dan memotret Desa Adat Penglipuran, tak terasa perut kami kembali minta diisi. Pemandu kami mengusulkan untuk berhenti dahulu di Warung Ijo, di daerah Gianyar. Walaupun terlihat sederhana, tapi makanan di sini benar-benar memuaskan! Kami memesan 5 porsi nasi paket, yang isinya 1 ekor ikan bakar beserta sambalnya, sayur plecing, sate languan, bakso ikan laut, nasi putih, dan minuman. Semuanya hanya menghabiskan Rp 79.000. Kenyang, enak, dan relatif murah.

Hari itu ditutup dengan mencari Tari Kecak! Karena Tari Kecak biasa diadakan pada saat menjelang matahari terbenam, kami segera bergegas menuju Batubulan, lokasi terdekat dari tempat kami saat itu. Pertunjukan akan segera dimulai saat kami menginjakkan kaki di Sahadewa, sebuah gedung kesenian yang mempertunjukkan berbagai jenis tarian khas Bali. Setelah membeli tiket seharga Rp 80.000 per orang, kami segera masuk ke dalam bangunan dan mencari tempat duduk.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com