Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semur, Memenuhi Kerinduan akan Suasana Rumah

Kompas.com - 04/03/2011, 16:11 WIB

KOMPAS.com — Setelah bekerja atau hidup sendiri, Anda tentu menjadi lebih leluasa untuk menghabiskan waktu. Mencoba berbagai makanan di restoran yang bertebar di penjuru kota tentu menjadi keasyikan tersendiri. Namun, apa yang Anda rasakan ketika pulang ke rumah orangtua atau mudik ke kampung halaman? Anda akan merasakan kehangatan dengan menyantap menu rumahan. Salah satunya adalah semur.

Rasanya tak ada orang yang tidak mengenal semur karena menu ini dapat ditemukan di hampir setiap wilayah di Indonesia. Hidangan ini umumnya berupa daging, tahu, atau telur yang dimasak dengan kuah yang menggunakan berbagai rempah. Rasanya yang manis cocok untuk lidah siapa saja. Selain itu, semur juga bisa dinikmati kapan saja sebagai teman makan nasi.

”Secara kultur dan genetik, lidah orang Indonesia cenderung menyukai rasa gurih dan agak manis, dan hal ini ada dalam semur. Bahkan, semur bisa menjadi makanan penyelamat. Jarang ada anak kecil yang tidak suka semur,” kata pakar kuliner Chef Ragil Imam Wibowo saat talkshow bertema ”Semur, Turun-Temurun Menghangatkan Hati Keluarga Indonesia” di Restoran Warung Daun, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (1/3/2011) lalu.

Bumbu bawang merah dan putih merupakan bumbu dasar berbagai makanan di Indonesia. Kedua bumbu ini juga digunakan untuk semur, selain tambahan berbagai rempah lain untuk menguatkan rasa, seperti ketumbar, pala, lada, cengkeh, dan kayu manis. Namun, keistimewaan semur terletak pada penggunaan kecap sebagai penguat rasa manis yang legit dan memberi warna coklat karamel yang menggugah selera.

Karena kehadirannya di meja keluarga selama bertahun-tahun itulah semur menjadi santapan yang menimbulkan rasa rindu pada rumah. Ketika Anda seorang lajang dan hidup sendiri, menyantap nasi dengan lauk semur akan membuat Anda teringat pada masakan ibu dengan suasana makan bersama di rumah. Kehangatannya sungguh-sungguh tak tergantikan oleh hidangan lezat yang Anda nikmati di berbagai restoran terkenal sekalipun.

Kerinduan akan menu favorit keluarga ini juga muncul saat hari raya. Di beberapa daerah, semur memang menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Bila dalam tradisi Jawa disajikan ketupat dengan opor ayam dan sambal goreng ati, dalam tradisi Betawi ketupat akan ditemani oleh rendang, sayur besar, dan semur daging.

”Semur memang bersifat universal karena tidak pedas. Menu ini bisa mengikat komunitas atau menjadi alat komunikasi kuliner Indonesia,” tambah Dr phil Lily Tjahjandari, Manajer Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dalam acara yang sama.

Di tengah arus global yang menghadirkan berbagai kuliner mancanegara di Indonesia saat ini, semur sebenarnya masih menjadi favorit untuk hidangan keluarga. Namun, Lily menekankan pentingnya terus melestarikan menu makanan ini. Sebab, masakan semur merupakan bukti kearifan lokal masyarakat Indonesia di bidang kuliner. Suguhan ini, jelas Lily, merupakan hasil dialog kuliner Indonesia dan Eropa, sertabagian dari tradisi yang sudah berlangsung sejak tahun 1600-an.

”Keinginan memasak semur yang sudah berumur ratusan tahun ini harus dibangkitkan lagi. Ibu perlu lebih sering menghidangkan semur agar merasa at home,” tuturnya. Semur juga perlu dipopulerkan lagi karena telah menjadi bukti perkembangan budaya, tradisi, dan kuliner Indonesia. Dengan memasak semur, kita juga memberi dukungan terhadap produksi dalam negeri dan menambah kekuatan lokal.

Semur juga berpotensi  untuk menjadi wakil kuliner Indonesia di mancanegara karena cita rasanya dapat diterima di negara Asia maupun Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com