Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah ke Tugu Kilometer Nol

Kompas.com - 05/03/2011, 13:17 WIB

SABANG, KOMPAS.com - Kota Sabang yang terletak di Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam, memiliki banyak potensi wisata. Selain wisata laut, Sabang yang berada di ujung barat Indonesia itu memiliki obyek wisata  andalan lain, yakni Tugu Kilometer Nol.

Sebelum ke titik paling ujung barat Indonesia itu, kita dapat menjelajahi berbagai objek wisata lain di Kota Sabang. Untuk transportasi jangan khawatir. Angkutan umum maupun mini bus sewaan tersedia di Pelabuhan Balohan, Sabang. Tarif sewa mini bus sebesar Rp 350.000 per hari dan angkot Rp 50.000 per orang.

Apa saja objek wisata di Sabang? Kita bisa melihat deretan meriam serta benteng tua peninggalan Jepang yang dibangun di sekitar pantai. Seperti diketahui, Sabang dikenal sebagai kota seribu benteng. Menurut informasi dari warga, banyak terowongan menuju benteng-benteng itu. Namun, warga belum pernah menelusuri seluruh terowongan yang ada.

Selain benteng, kita juga bisa melihat bangunan-bangunan tua seperti RS AL Lilipory yang dahulu digunakan untuk merawat pengidap sakit jiwa, sekolah-sekolah tua. Ada pula Stadio Sabang Merauke, Sabang Plaza yang akan menjadi pusat perdagangan, dan objek lainnya.

Setelah mengitari Kota Sabang, kita bisa istirahat sejenak dan menyantap makanan khas Sabang, salah satunya pisang bakar, di pinggir pantai. Beberapa restoran serta cottage dibangun di pinggir pantai.

Setelah puas menikmati birunya laut, perjalanan dilanjutkan ke Tugu Kilometer Nol. Jika tanpa berkeliling Kota Sabang, perjalanan menuju tugu membutuhkan waktu sekitar 40 menit yang berjarak 32 kilometer dari pelabuhan.

Belasan kilometer sebelum tugu, kita harus melewati jalan berliku, tanjakan maupun turunan. Tak ada bangunan di kanan maupun kiri jalan. Kita hanya melihat deretan pohon. Kendaraan pun harus ekstra hati-hati lantaran lebar jalan hanya dapat menampung dua kendaraan.

Ketika tiba, kita langsung disambut kawanan kera liar. Hati-hati dengan barang bawaan Anda karena kera-kera itu dapat mengambilnya lalu membawa kabur. Pengelola pun menyarankan agar menutup kaca kendaraan agar kera tak dapat masuk.

Kawanan kera itu setia menunggu lemparan kacang maupun pisang dari pengunjung. Tak hanya kera, satu ekor babi hutan besar yang telah jinak ikut berebut kacang di sekitar tugu. Jadi, bawalah bekal kacang atau pisang.

Setelah kacang atau pisang habis, pengunjung dapat naik ke atas tugu yang diresmikan oleh Wakil Presiden, saat itu, Try Sutrisno, pada 9 September 1997. Dilantai dasar tugu, terdapat satu gundukan semen berdiameter 50 centimeter sebagai penanda titik nol. Dari atas tugu, pengunjung kembali dapat menikmati hamparan laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com