Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Sutra Alam Terancam Bangkrut

Kompas.com - 10/03/2011, 21:20 WIB

GARUT, KOMPAS.com - Para pengrajin kain sutera alam di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terancam bangkrut apabila kebutuhan bahan baku sutera yang dipasok dari negara Cina dihentikan karena tidak dapat memenuhi permintaan perajin.

"Kalau pasokan dihentikan kita perajin sutera akan gulung tikar," kata Amin Iskandar, saat berdialog bersama istri Wakil Gubernur Jawa Barat Sendy Dede Yusuf dalam kegiatan sosialisasi Jejaring Pecinta Tenun Jawa Barat (Jentera) di Garut, Kamis (10/3/2011).

Kekhawatiran penghentian pasokan bahan baku sutera dari Cina, maka diharapkan para petani di Indonesia harus mulai mengembangbiakan ulat sutera.

Apabila di Indonesia ada yang mengembangbiakan ulat sutera, maka perajin kain sutera khususnya di Kabupaten Garut tidak akan menggantungkan kebutuhan bahan baku ke negara lain.

Potensi usaha kain sutera, dijelaskan Amin cukup tinggi dengan banyaknya kebutuhan atau permintaan kain sutera dari negara lain yang terkadang tidak dapat dipenuhi karena terbatasnya bahan baku.

"Saat ini masih sangat jarang para petani kita mengembangbiakan ulat sutera, padahal permintaan cukup besar," kata Amin salah seorang pengrajin tenun sutera alam asal Kecamatan Kadungora.

Pejabat Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan UKM Kabupaten Garut, Cucu Rahmat mengatakan sebelumnya telah mengembangbiakan ulat sutera di kebun Murbei yang dikelola Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat di wilayah Garut Selatan.

Namun keberadaan kebun Murbei tersebut, kata Cucu mengalami kehancuran, sementara bahan baku kain sutera yang pernah dipasok dari Bogor tersendat sehingga pengrajin meminta bahan baku dari negeri Cina.

Ia berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali mengembangkan kebun Murbei sebagai bahan baku pembuatan kain sutera, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pasokan dari negara lain.

"Di Garut pembuatan kain tenun menjadi salah satu ciri khas tersendiri karena sudah menjadi kerajinan turun temurun, tapi saat ini kita memang kesulitan bahan baku," katanya.

Sementara itu Ketua Jentera, Sendy Dede Yusuf mengatakan digelarnya sosialisasi Jejaring Pecinta Tenun Jawa Barat diharapkan pengrajin pembuatan bahan baku pakaian seperti batik Garutan khususnya kain sutera alam bisa berkembang.

Ia merencanakan Jentera akan mengadakan pelatihan kepada para remaja agar keberadaan kain sutera dan batik Garutan dapat terjaga baik dan tetap dilestarikan.

"Saya menilai produksinya masih dilakukan oleh para orangtuanya, sedangkan anak-anaknya jarang mengikuti jejak orangtuanya sebagai pengrajin," kata Sendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com