Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri New Delhi...

Kompas.com - 21/03/2011, 10:59 WIB

KOMPAS.com - Pagi yang cerah merambah masuk lewat jendela kamar yang tersingkap, kami segera bangun dan “nongkrong” di ruang tamu yang masih sesak oleh John dan satu teman lainnya yang masih tertidur pulas. Rupanya 2 wanita muda yang sekamar dengan kami sudah hengkang meninggalkan flat ini menuju kota lain semalam, mungkin karena terlalu lelah, kami jadi tak tahu ketika mereka pergi.

Kami bergegas mandi, ketika selesai John menyambut kami dengan secangkir kopi panas dan beberapa potong biskuit, serta obrolan hangat mengenai rencana kami hari ini, John nampak berusaha memberi informasi yang ia ketahui tentang berbagai tempat dan transportasi sekitar Delhi.

Kami melongok pada kamar Larra, nampak lengang, ternyata 2 wanita yang tak lagi muda tersebut pun sudah meninggalkan flat ini menuju destinasi mereka selanjutnya. Kami jadi tak mau kalah dengan mereka, setelah kelimpungan mencari charger laptop yang kami lupa menaruhnya, akhirnya hampir tengah siang kami memulai hari menuju lagi-lagi Connaught Place, pusat segala kebutuhan masyarakat Delhi, sasaran kami adalah makan, untuk menghindari rasa shock, kami masih menetapkan makanan umum yang masih netral dilidah, alias fast food.

Pilihan kami jatuh pada Mc.D yang tak sengaja kami temui waktu menyusuri Connaught Place di inter circle. Abg-abg necis ala Indian style kelas VIP banyak nongkrong disini, cekakak cekikik ramai setengah mati, kalangan expat hipy juga nampak setia di jalur antrean.

Ada yang beda di Mc.D India, karena mayoritas pangan pokok masyarakat India adalah roti, maka menu yang disajikan hampir seluruhnya berupa roti, alias burger atau sandwich. Saladnya sudah pasti sama, meski sausnya masih khas dengan Chadne dan komposisi irisan bawang.

Nah, mengingat negara ini sangat menghormati mamalia seperti sapi, maka jangan harap ada menu daging disini, chicken masih berlaku untuk ditawarkan, karena dari yang kami amati kebanyakan para konsumennya berasal dari kalangan Punjabi, yang khas dengan gulungan surbannya yang membumbung dikepala. Tapi uniknya, ayam yang biasa disajikan dengan citarasa original atau pedas, di India hadir dengan citarasa kari yang pekat, pilihannya hanya itu dan vegetable curry.

Kami yang hobi makan berat jelas memilih ayam sandwich untuk makan siang kali ini, lidah kami mulai mengamati rasa menu citarasa Mc.D India, enak juga, meski sedikit nampak aneh rasa curry yang membalut ayamnya. Tapi yang paling menyenangkan adalah harga per paketnya jauh lebih murah dari harga Mc.D di negara-negara lain yang pernah kami kunjungi, sepaket sandwich ayam, kentang goreng dan segelas coke ukuran medium hanya sekitar Rp 16.000. Sayangnya bagi Anda peminat saus pedas, disini tidak menyediakan, sausnya hanya berupa tomato sauce dan ketchup sauce.

Tak mau berlama-lama juga, kami segera melengser pergi menuju line Metro station, agenda kedua kami melipir ke pusat gedung-gedung kepemerintahan India yang bercokol di sekitaran Vijay Chowk, Dari line Rajiv Chowk, kami ikut antrean di line menuju Central Sekretariat, tidak harus menunggu lama, karena biasanya train datang setiap lima menit sekali.

Akses tiket keluar masuk line tidak seperti tiket masuk line busway, aksesnya menggunakan koin yang terbuat dari plastik sistematis, jadi jangan sampai koin tersebut hilang. Baru sejenak melepas ransel, ternyata train sudah tiba di stasiun metro yang kami tuju. Bergegas kami lari menjauhi kerumunan orang yang mulai berebut untuk keluar dan masuk train.

Dari kejauhan, Parliament House nampak megah dengan aksen warna bangunannya yang memerah eksotis dari material batu bata. Kami memutuskan berjalan kaki untuk sampai disana, menyusur pada taman Vijay Chowk yang indah dengan air mancurnya, spot burung-burung merpati liar di pelataran, dan para penjaja makanan keliling, dari mulai tukang es hingga snack bahkan kopi, mirip-mirip pelataran Monas.

Tak hanya sebagai tempat rekreasi weekend ternyata, di sekitaran taman ini sering digunakan untuk aktivitas shooting, baik film atau reportase berita harian. Beberapa stasiun televisi dan radio ternama di New Delhi nampak sedang melakukan shooting reportase berita hari ini, kami mengamatinya sambil leyeh-leyeh di taman. Bosan dengan para penjaja makanan yang terus saja mengganggu kami dengan tawaran dan tatapan matanya yang aneh, kemudian kami “ngeloyor” pergi menjauh, menyusur jalan menuju gedung pemerintahan terbesar di New Delhi.

Hati kami jadi dag-dig dug mendekati pintu gerbang, pasalnya para penjaga militer bersenjata laras panjang seperti sedang siap mengintai dan menembakkan ke sasarannya. Hal bodoh yang kami bayangkan kalau salah salah mereka melepaskan bedilnya ke arah kami, aduh tak keruan hati kami jadinya. Tapi tekad malah jadi membaja, pantang menyerah, terus saja berjalan meski lirikan para petugas militer itu makin mengganas, seolah kami ini teroris Jepang kesasar.

Tapi tak seperti yang kami duga, semua berjalan baik-baik saja, kami menyusur di tepian halaman gedung-gedung megah itu, sekarang giliran kami balik membidikan senjata kami, untuk mengabadikan momen dan angle menarik dari situs sejarah India pada masa kolonial dulu.

Sinar keemasan memerah tepat di sudut salah satu kubah di istana itu, namanya Rashtrapati Bhavan, yang merupakan Istana kepresidenan India. Bangunannya di rancang oleh arsitektur kenamaan Inggris, Lutyen. Konon dulunya istana ini dibangun untuk tempat tinggal para pemimpin kolonial saat masih menduduki India. Dari catatan yang ada, Presiden India biasanya melakukan open house hanya pada saat musim semi tiba, dimana bunga-bunga taman di Istana sedang bermekaran, dan merayakan sejumlah festival keagamaan. Rastrapati Bhavan terletak di Jalan Raisina hill, letaknya memang agak seperti di dataran tinggi bukit, di sebelah kanan dan kirinya terdapat bangunan kantor pusat pemerintahan dari berbagai parlemen.

Senja mulai meredup, saatnya untuk mengakhiri agenda perjalanan kami di istana presiden hari ini. Berharap kursi panjang yang kosong dengan hawa AC yang sejuk di kereta melepas lelah kami, tapi ternyata kami pulang di jam yang salah, saatnya jam pulang kantor tiba, alhasil kami musti berdesak-desakan di kereta sepanjang perjalanan menuju Janak Puri Metro station. (Zee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

    Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

    Hotel Story
    Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

    Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

    Travel Update
    5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

    5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

    Jalan Jalan
    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Travel Update
    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    Jalan Jalan
    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Travel Update
    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    Jalan Jalan
    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Travel Update
    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Jalan Jalan
    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Travel Update
    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Travel Tips
    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Travel Update
    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com