Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Bersejarah Disukai Wisatawan

Kompas.com - 21/03/2011, 16:23 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonialisme Belanda di Kota Surabaya diusulkan masuk dalam paket wisata untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Ketua Komisi D Bidang Kesra dan Pendidikan DPRD Surabaya, Baktiono, Senin (21/3/2011), mengatakan bangunan bersejarah sebenarnya bisa dijual untuk menarik wisatawan. "Bangunan bersejarah itu membuat Surabaya menjadi salah satu kota yang memiliki bangunan tua terbanyak di Indonesia," katanya.

Menurut Baktiono, sebagai kota perdagangan dan jasa membuat Surabaya hanya memiliki sedikit tempat wisata. Apalagi pendapatan Surabaya dari bidang pariwisata masih sedikit.

Bangunan kolonial yang merupakan cagar budaya tersebut bila dipelihara dengan baik dapat dijadikan salah satu tujuan wisata di Surabaya. "Di daerah Jembatan Merah banyak jalan-jalan kecil yang memiliki bangunan tua. Bila itu diperbaiki dan diperlihara bagus untuk pariwisata," katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan kondisi Surabaya sebagai kota metropolis ingin dimaksimalkan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

Untuk 2011, pemkot memang sengaja menawarkan paket wisata yang sebelumnya kurang digarap yakni sektor wisata belanja dan keragaman budaya atau adat asli Surabaya. "Kami yakin akan menambah kunjungan wisatawan ke Surabaya," ujar Wiwiek.

Kota Surabaya memiliki 169 bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah tersendiri. Bagunan cagar budaya merupakan warisan yang harus dilindungi. Bangunan bersejarah di Surabaya juga merupakan bukti bahwa kota ini layak menyandang sebagai kota pahlawan.

Sebelumnya telah ada 167 bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya. Sebanyak 61 bangunan ditetapkan pada tahun 1996 dan 102 bangunan ditetapkan pada tahun 1998. Adapun empat lainnya, ditetapkan pada tahun 2009, yakni Lapangan Golf Ahmad Yani, Gedung Gelora Pantjasila, Kolam Renang Brantas, dan gedung Perkumpulan Olah Raga Embong Sawo.

Untuk paket wisata belanja, Disparbud Kota Surabaya akan menyajikan berbagai mal yang siap menjadi tujuan para wisatawan. Pilihan untuk mencari barang-barang yang murah bisa ditawarkan sesuai kebutuhan wisatawan.

Selain belanja, lanjut Wiwiek, pihaknya juga akan memaksimalkan potensi adat yang dimiliki warga Surabaya. Salah satu yang ditawarkan adalah ritual sedekah bumi yang masih dilestarikan di Surabaya. "Masih banyak warga yang menjalani acara sedekah bumi, itu bisa menjadi tawaran wisata yang menarik. Apalagi Surabaya sudah dianggap maju, tapi acara seperti sedekah bumi masih dilestarikan," ujarnya.

Selain itu, katanya, atraksi ludruk dan kesenian tradisional bisa dijual. Rangkaian kegiatan itu ingin dilestarikan serta menjadi daya tarik tersendiri di tengah kemajuan teknologi serta pembangunan di Surabaya. Bahkan, wisata religi yang masuk konsep tawaran adat masih terus diperhatikan. Surabaya sendiri memiliki kawasan religi Sunan Ampel serta makam Sunan Bungkul.

Dengan perubahan bidikan paket wisata itu, Pemkot memasang target 7,5 juta wisatawan yang berkunjung ke Surabaya selama 2011. Target itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya lima juta orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com