Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Voyage de la Vie" Membuai Penonton

Kompas.com - 29/03/2011, 20:04 WIB

KOMPAS.com - Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam saat kami bergegas menuju Festive Grand Theater yang terletak di Resorts World Sentosa, Singapura. Ini Singapura yang tak kenal jam karet. Pentas "Voyage de la Vie" akan tampil tepat pukul 20.30. Beberapa rekan wartawan yang diundang untuk menyaksikan "Voyage de la Vie" tampak tidak antusias. Pikiran mereka ini paling pertunjukan teater biasa. Apalagi kami tidak bisa mengambil foto selama pertunjukan. Jangan juga coba-coba mengaktifkan handphone. Karena para petugas siap menegur bila sedikit saja terlihat sinar dari layar handphone.

Festive Grand Theater yang berkapasitas 1.600 kursi pun padat oleh penonton mulai dari baris belakang, kursi VIP yang dilengkapi meja kecil, hingga baris depan yang langsung berhadapan dengan panggung. Padahal kami menonton di bulan Maret yang sudah lewat musim liburan. Apalagi kami menonton di hari Rabu, bukan di akhir pekan. Sebelum pentas dimulai, beberapa pemain muncul dan berbaur di antara penonton. Berbaurnya tak tanggung-tanggung. Beberapa karakter yang menjadi kadal pun tak segan-segan 'merayap' di atas kursi penonton dan menerobos di sela-sela kepala. Karakter lain tak malu bersalaman dengan penonton.

Kemudian, muncul The Magician yang mengajak salah satu penonton untuk bermain sulap lucu-lucuan. Apakah pertunjukan sudah dimulai? Ternyata tidak, ini hanya pemanasan dan salam hangat pembuka untuk penonton. Penampilan The Magician sepintas membuat kami berpikir jangan-jangan ini pertunjukan sulap. Tentu saja pikiran kami salah. Saat tirai dibuka, panggung menampilkan suasana kantor. Tokoh utama bernama Boy bernyanyi sambil menceritakan dirinya yang frustasi dengan tuntutan kerja. Tiba-tiba muncul The Game Master yang membawa Boy ke dalam dunia imajinasi penuh petualangan.

Di dunia imajinasi, Boy dan juga penonton dibawa berpetualang dengan karakter-karakter unik. "Voyage de la Vie" atau "perjalanan hidup" dalam bahasa Perancis memang mengisahkan perjalanan Boy bertemu karakter yang mewakili tema cinta, godaan, konfik, kehidupan, dan kematian. Setiap tokoh menampilkan keahlian tertentu. Inilah pentas seni teater ala sirkus yang membuai penonton. Tak hanya sekadar seni teater atau sulap sederhana, Anda akan menyaksikan segala macam keterampilan yang biasa dipertunjukan dalam sirkus. Sebuah pentas sirkus yang dibalut drama.

Anda akan merasa rugi jika berani-berani mengedipkan mata. Setiap momen selalu menampilkan permainan warna laser, akrobatik, sampai tarian. Apalagi suara merdu Boy membahana di dalam ruangan. Penonton akan dibawa hanyut dalam perjalanan Boy di alam penuh keajaiban. Setelah bertemu The Game Master, The Lantern Keeper kemudian memperkenalkan Boy ke tempat dan orang-orang di dunia aneh itu. Dengan tongkat dan lampu ajaibnya, The Lantern Keeper memadukan tarian dan permainan laser. Beberapa kali ia muncul untuk mengajarkan Boy bahwa dalam kehidupan adalah yang terpenting keseimbangan yang tergambar dalam permainan juggling bola.

Boy juga bertemu Crystal Cat yang dengan anggun menari dan meliuk di ketinggian hanya dengan mengandalkan trapeze atau batang besi yang diikat dua tali. Suasana menjadi jenaka, saat Boy belajar mengenal ilusi dan kenyataan dari The Magician dan The Maestro. The Maestro tampil bak maestro piano dalam sebuah resital beradu keahlian dengan The Magician yang ahli dalam sulap. Namun mereka kemudian bersatu dan tampil bersama.

Penonton dibawa menahan napas saat Life dan Death unjuk gigi. Life yang diperankan Lina Aunola seorang ahli cloudswing atau pertunjukan di udara yang hanya mengandalkan satu tali. Penonton harus mendongak saat Life mulai menari-nari dan berayun di udara. Seringkali, ia bagaikan menantang maut saat harus berakrobat dengan hanya berpegangan di satu tali. Sementara Martti Peltonen sebagai Death merupakan seorang ahli crossbow atau ahli busur silang. Ia tampil memanah 16 panah berapi ke apel di atas kepalanya. Melesat sedikit, nyawa jadi taruhannya.

Para pemain yang pentas di "Voyage de la Vie" tak sembarang. Sebagian besar adalah pemain-pemain kelas dunia yang berasal dari berbagai negara. Satu-satunya pemain utama dari Singapura adalah tokoh Boy yang diperankan oleh Jonathan Leong. Karakter The Lantern Keeper misalnya dimainkan oleh Viktor Kee yang terkenal sebagai jugglers terbaik di dunia dan pernah tampil di pertunjukan Cirque du Soleil yang mendunia. Sementara itu The Magician dan The Maestro diperankan oleh Jarrett dan Raja, duo dari Las Vegas yang terkenal menampilkan ilusi inovatif dan sulap. Bisa dibayangkan "Voyage de la Vie" adalah pentas kelas dunia.

Seperti tidak puas hanya dengan penampilan ala sirkus, pentas ini ibarat gado-gado. Anda bisa menemukan aneka keterampilan. Sebut saja dari nyanyian, resital piano, sulap, roller blade, manusia karet, dan masih banyak lagi. Akhir cerita memang klise, sebuah happy ending. Namun sama seperti yang disadari Boy di ujung perjalanannya, bukan tujuan yang penting, melainkan perjalanan yang memperkaya jiwa kita. "Voyage de la Vie" penuh perjalanan yang memesona mata dan telinga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com