Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buatlah Paket yang Disukai Turis Jepang

Kompas.com - 04/04/2011, 12:39 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Direktur Promosi Internasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Noviendi Makalam mengatakan, kalangan industri pariwisata agar lebih serius menggarap segmen wisata khusus untuk kembali menarik wisatawan Jepang ke Indonesia yang belakangan menurun.

"Kami berharap pengusaha pariwisata membuat terobosan segmen wisata khusus yang diminati warga Jepang, seperti spa, golf, wisata bulan madu (honeymoon) dan lainnya," kata Noviendi di Denpasar, Bali, Minggu (3/4/2011).

Di sela acara penyambutan pelayar tunggal California-Bali, Rob Rama Rambini, itu, ia mengatakan, menurunnya kunjungan wisatawan asal Jepang ke Indonesia, termasuk Bali, dirasakan sejak dua tahun terakhir. Hal itu karena terbentur krisis finasial dunia terlebih pascagempa bumi dan tsunami.

"Kalau kami amati sebenarnya sejak dua tahun terakhir ini, wisatawan Jepang cenderung turun, bahkan sebelum kejadian bencana gempa dan tsunami yang melanda wilayah utara negara itu," ucapnya.

Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah untuk menangani menurunnya jumlah kunjungan wisatawan asal Negeri Sakura itu, yaitu dengan cara mengintensifkan segmen wisata khusus tersebut.

Noviendi menambahkan, sebenarnya sejak krisis ekonomi menerpa Jepang, sejak itu berdampak langsung terhadap kunjungan wisatawan dari negara tersebut ke seluruh dunia, tidak hanya ke Indonesia. Kondisi perekonomian Jepang yang memburuk, membuat warganya dalam melakukan perjalanan wisata tidak seramai dulu.

"Bahkan kini pascatsunami melanda Jepang, tren wisatawan asal Negeri Sakura itu cukup singkat, empat hingga lima hari saja," katanya.

Ditanya, apakah kemungkinan pasar Indonesia sudah mulai tidak menarik bagi Jepang dibanding negara lainnya, Noviendi menjawab sebenarnya yang terjadi bukan seperti itu, sebab setiap negara memiliki keunggulan dan daya tarik khas sendiri.

"Yang penting mereka merasa nyaman dan aman berkunjung ke Indonesia, tentunya dengan harga kompetitif dan kita tidak menawarkan paket wisata yang murah melainkan dengan harga bersaing," katanya.

Menurun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com