Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan-jalan di Old Delhi

Kompas.com - 08/04/2011, 16:27 WIB

Bangunan khusus lainnya adalah Rang Mahal atau disebut juga Istana warna, bangunan khas yang terdapat di belakang Diwani-I-Am ini dikhususkan untuk tempat tinggal para istri-istri dan selir-selir raja, tentunya dengan banyak ruangan yang bersebelahan, menariknya dalam setiap ruangan di Rang Mahal ini banyak dihiasi lukisan-lukisan indah dan segala bentuk ornamen-ornamen bernuansa keemasan, juga mozaik-mozaik kaca yang memiliki background air mancur berbentuk teratai. Semua keindahan itu merupakan bentuk apresiasi sang raja untuk semua istri dan selir yang di cintainya.

Sang Raja juga mempunyai istana pribadi tersendiri yang terletak disebelah utara Rang Mahal, istana pribadi ini disebut juga Khas Mahal. Di ruangan ini sang raja melakukan aktivitas pribadinya. Hanya beberapa yang bisa diizinkan masuk di ruangan ini.

Yang unik lagi di bagian belakang bangunan ini terdapat Hammam, tempat ini adalah tempat mandi yang dikhususkan untuk anggota kerajaan, dari mulai prajurit-prajuritnya sampai pejabat kerajaan. Lain dengan bangunan pribadi raja yang satu ini, yang merupakan ruang kerja khusus raja atau disebut juga Shahi Burj, bangunan ini berbentuk segi delapan dan letaknya tak jauh dari Diwan-I-Am, tapi ruangan ini tertutup untuk umum.

Tepat di depan Istana Rang Mahal terdapat Masjid Moti atau dalam bahasa indonesianya disebut juga Masjid Mutiara. Masjid indah ini di bangun oleh Raja Aurangzeb sang penerus kerajaan Shah Jahan dan di dedikasikan untuk dirinya sendiri.

Sejarah juga mencatat bahwa The Red Fort ini punya peran penting dalam sejarah India, di Benteng Merah inilah pemerintah kolonial Inggris menurunkan Tahta Bahadur Shah Jafar, sang Raja Mughal terakhir, ini sekaligus mengakhiri kejayaan dinasti Mughal yang telah berkuasa selama tiga abad lamanya. Di Lahore Gate yang merupakan pintu utama tempat dimana Jawaharlal Nehru memproklamirkan kemerdekaan India pada tahun 1945 untuk pertama kalinya. Dan pada tanggal 15 Agustus tahun-tahun selanjutnya, di tempat ini pulalah sang Kepala Negara membacakan pidato kenegaraannya. Selain menelusuri megahnya The Red Fort, kita bisa mengunjungi museum-museum benda bersejarah Delhi yang terdapat di dalam Monumen Merah ini.

Bahai Temple

Panas membuat kami akhirnya menyerah dan bergegas meninggalkan benteng merah itu, mengingat kami telah punya janji dengan teman kami sesama satu flat untuk bersama mengunjungi Bahai Temple. Kami segera menuju meeting point kami di Central Sekretariat masih dengan Metro train. Tepat waktu kami datang, tak lama Lisa dan Berth juga datang, bergegas kami menawar harga aoutoricksaw alias bajaj menuju tempat peribadatan unik tersebut.

Perlu tawar menawar keras untuk mendapatkan harga 250 rupees, mungkin karena kami orang asing dimata mereka, seenaknya pula mereka menggenjot harga sekuat-kuatnya. Perjalanan memang cukup jauh, melewati batas kota Delhi, tepatnya di ujung selatan kota Delhi. Hampir satu jam kami baru tiba di depan Bahai Temple itu. Sayang, ketika kami tiba, Lotus Temple itu sedang dalam masa penutupan untuk umum hingga satu setengah jam ke depan. Jadilah kami menunggu sambil mengantri giliran masuk.

Ternyata banyak juga pengunjung yang datang, kebanyakan dari kami adalah orang lokal yang nampaknya menjadi pengikut kepercayaan ini. Bahai tidak bisa dibilang agama, ia hanya dijadikan simbol sebuah kepercayaan, layaknya Sikh, temple yang berbentuk teratai cantik berwarna biru muda itu hanya sebuah ajaran dimana menempatkan berbagai agama dan kepercayaan dalam satu  pertemuan silahturahmi. Kepercayaan yang menganut paham perdamaian ini konon sudah diakui oleh badan dunia UNESCO, beberapa tempat peribadatannya juga sudah tersebar dibeberapa negara berkembang lainnya seperti di Sydney, Uganda, Panama, Jerman, AS dan lainnya.

Bangunan utamanya nampak berdiri megah di tengah taman dan kolam yang luas. Seperti saat masuk ke masjid, alas kaki harus dibuka, kami lebih memilih membawa alas kaki kami ke dalam ransel yang kami bawa, karena beratus pasang alas kaki nampak tergeletak begitu saja diteras halaman, atau harus menitipkan pada petugas dengan biaya sebesar 20 rupees perorang.

Hari menjelang senja, kami bergegas kembali ke Connaught Place untuk makan malam, lagi-lagi kami memilih makan di Mc.D sekitaran inner circle, sebelum akhirnya kembali ke flat dan tidur nyenyak karena kelelahan. (Zee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com