Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Anyer, Dulu dan Sekarang...

Kompas.com - 09/04/2011, 15:29 WIB

Anyer. Satu kata yang bisa membawa kisah hingga ke masa lampau. Saat Gubernur Jenderal Daendels membangun proyek ambisiusnya, jalan pos Anyer-Panarukan. Jaraknya yang hanya tiga jam perjalanan dari Jakarta, masih menjadikan Anyer pelarian penduduk Jakarta untuk pelesir di tengah panorama laut lepas.

Suara-suara sumbang mengenai pariwisata di Anyer memang kerap terdengar. Kritikan kepada pemerintah daerah yang tidak memperhatikan kondisi jalan adalah yang utama. Beberapa ruas jalan di Anyer maupun menuju Anyer berada dalam keadaan rusak berkepanjangan. Kadang ada perbaikan saat menyambut perayaan akhir tahun. Namun, selang beberapa bulan kemudian, jalanan rusak kembali.

Pendapat lain berkata pantai di Anyer tidak ada yang gratis. Artinya, setiap pengunjung yang ingin menikmati panorama di Anyer harus membayar tiket kunjungan. Benarkah demikian? Ternyata masih ada titik-titik di pantai Anyer yang bisa dikunjungi tanpa membayar.

Saya menemukan beberapa terusan pantai ini tanpa sengaja. Kala itu, saya hendak berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di Kampung Paku, Anyer, Banten. Dari penginapan saya cukup naik angkutan kota (angkot) menuju Kampung Paku. Sampai di sebuah perempatan, sopir angkot pun memberi petunjuk.

"Kalau ke kanan itu ke pasar. Kalau ke TPI itu ke kiri, jalan saja lurus terus. Deket kok," ujar supir angkot.

Kata "dekat" pada akhirnya hanya buaian manis untuk memulai perjalanan. Ternyata kata "lumayan jauh" lebih tepat dipakai untuk mengambarkan perjalanan dari jalan besar yang dilalui angkot ke TPI. Perlu sekitar 20 menit untuk mencapai lokasi. Namun, semua itu terbayar. Saya harus melintasi beberapa rumah penduduk sebelum akhirnya berjumpa dengan pasir putih.

Kaki selanjutnya melangkah di bibir pantai. Beberapa rombongan anak-anak sudah tampak asyik berenang. Bermain di pagi hari memang menyenangkan. Penduduk setempat juga berolahraga ringan di sekitar pantai. Di kejauhan tampak Kapal Laut Teduh II yang terbakar pada bulan Januari yang lalu. Kapal kandas itu menguasai pemandangan pantai.

Di TPI, beberapa pedagang sudah bersiap-siap menantikan kedatangan nelayan yang membawa tangkapan ikan. Salah satu pedagang bernama Muhlis bercerita jika bulan terang ikan-ikan malah lari. "Saya dulu juga nelayan. Biasa melaut sampai ke arah Krakatau. Turun ke laut sudah dari sore, tapi malam baru mulai mancing. Dulu, seringnya di laut sampai tiga hari baru balik," ceritanya.

Pagi itu, tangkapan nelayan didominasi cumi-cumi. Satu plastik besar berisi cumi-cumi laku dibeli seharga Rp 225 ribu. Jika berminat membeli dalam jumlah sedikit, coba saja datang ke beberapa rumah di sekitar TPI. Mereka biasa menjual hasil laut yang baru dibeli di TPI. Tetapi, beberapa pedagang di TPI ada saja yang mau menjual dalam jumlah sedikit. Tentu sangat seru membakar sendiri hasil laut segar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Jalan Jalan
    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Travel Update
    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Jalan Jalan
    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Travel Update
    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    Jalan Jalan
    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Travel Tips
    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Travel Update
    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Travel Update
    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    Travel Update
    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

    Travel Update
    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    BrandzView
    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Travel Update
    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Travel Update
    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com