Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapu Purbalingga untuk Korea

Kompas.com - 16/04/2011, 03:28 WIB

Distributor luar negeri

Pada tahun 2005, sapu Bambang menarik minat distributor sapu asal Malaysia. Distributor itu dikenalnya dari seorang temannya di Bandung, yang juga menjualkan sapunya. Bambang diminta mengirimkan sapu sebanyak 10.000 potong ke Malaysia.

Usahanya terus berkembang. Pada tahun 2008, permintaan ekspor pun datang dari Korea Selatan dan Jepang. Semula, pasar sapu di dua negara itu dikuasai sapu asal Myanmar.

Namun, desain yang lebih rapi dan kualitas bulu sapu yang lebih baik membuat sapu Bambang menggeser sapu Myanmar di pasaran Korea Selatan dan Jepang.

Di Korea Selatan saja, setiap bulan Bambang mengirim sebanyak 80.000 potong sapu. ”Saya mempunyai dua distributor di Korsel. Saya kirimi mereka masing-masing desain yang berbeda. Dua distributor itu pun bersaing ketat di negaranya sana. Padahal, yang dijual itu semuanya sapu buatan warga Karanggambas sini,” ungkap Bambang sambil tertawa.

Dari semula hanya mampu membuat sapu kurang dari 300 potong per bulan, kini Bambang sudah mampu menjual 110.000 sapu. Dari jumlah itu, 100.000 sapu di antaranya untuk pasar ekspor, sisanya untuk pasar lokal.

Sebenarnya, permintaan sapu dari pasar luar negeri sangat besar. Setiap bulan Bambang mendapat permintaan tidak kurang dari 200.000 potong, tetapi yang bisa dipenuhinya baru separuh.

”Keinginan saya adalah dapat memenuhi semua permintaan. Dengan cara itu, akan makin banyak pengangguran di desa ini yang terserap, dan sapu Purbalingga semakin dikenal di luar negeri,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com