Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Cinta dari India

Kompas.com - 27/04/2011, 14:39 WIB

HAMPARAN bangunan berwarna merah jambu terlihat dari jendela pesawat Jet Airways yang bersiap mendarat di Jaipur, pagi itu, seakan menjadi obat penghilang penat setelah hampir semalaman duduk di kursi pesawat.

Jaipur atau yang lebih dikenal dengan ”Pink City” menjadi kota tujuan pertama rombongan yang terdiri dari jurnalis dan penyelenggara tur di Indonesia, yang diundang oleh maskapai terbesar di India, Jet Airways, untuk lebih mengenal pariwisata di India.

Disebut ”Pink City” karena hampir semua bangunan di kota ini berwarna merah jambu. Konon asal mula warna ini adalah ketika tahun 1876 Pangeran Edward VII akan berkunjung ke kota ini. Kota yang sebelumnya berwarna-warni ini disulap dengan satu warna romantis, merah jambu.

Panas matahari yang menyengat disertai kepulan debu akibat tiupan angin tak menyurutkan semangat untuk menjelajahi sudut-sudut kota. Jaipur kami susuri dengan berjalan kaki, berkendaraan jip, sampai naik gajah. Perjalanan hari itu ditutup dengan kunjungan ke salah satu bangunan terindah yang menjadi penanda kota Jaipur, yakni Hawa Mahal atau Palace of Winds.

Bangunan ini sebenarnya menjadi salah satu bagian dari istana yang dibangun Maharaja Sawai Pratap Singh sekitar tahun 1799. Istana bertingkat lima ini ditata dengan arsitektur menyerupai sarang lebah madu dengan 953 jendela kecil berornamen. Sungguh indah!

Kota Agra menjadi tujuan berikutnya, yang ditempuh dengan perjalanan darat selama enam jam dari Jaipur. Pemandangan kehidupan petani dan aktivitas sehari-hari penduduk di pedesaan terlihat di sepanjang jalan. Benteng Agra atau Agra Fort menjadi lokasi pertama yang dikunjungi. Dahulu, dari tempat inilah para raja keturunan Mughal memerintah kerajaan. Dari benteng seluas dua setengah kilometer tersebut, kita juga dapat melihat kemegahan Taj Mahal dengan Sungai Yamuna di sisinya.

Pemeriksaan oleh tentara India yang cermat dan ketat menyambut kedatangan kami di kawasan Taj Mahal. Tak secuil pun makanan, termasuk permen, yang bisa lolos dari pemeriksaan. Hanya air minum yang diperbolehkan dibawa. Toh, ribuan wisatawan tetap antre dengan tertib.

Setelah mencopot sepatu, mereka pun bergegas tak sabar melihat dari dekat keindahan bangunan yang juga terkenal sebagai lambang cinta abadi Kaisar Shan Jahan untuk istrinya, Mumtaz Mahal. Banyaknya mitos serta kontroversi di seputar bangunan ini menambah daya tarik Taj Mahal, yang ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1983. (Danu Kusworo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com