Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Puspo, Penyangga Wisata Bromo

Kompas.com - 29/04/2011, 17:43 WIB

PASURUAN, KOMPAS.com — Desa Puspo, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, kini dikembangkan menjadi Desa Penyangga Kawasan Wisata Gunung Bromo. Camat Puspo, Teguh Winarto, yang ditemui, Jumat (29/4/2011), mengungkapkan, Desa Puspo pada awalnya adalah salah satu desa penerima Program Penanggulangan Kemiskinan versi Perkotaan (P2KP) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

"Atas keberhasilan melaksanakan program tersebut, Desa Puspo mendapat penghargaan bantuan dana Rp 1 miliar," ujar Teguh.

Dijelaskan, bantuan dana tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi Desa Puspo sebagai desa penyangga kawasan wisata Gunung Bromo (2.329 mdpl). Pilihan tersebut, lanjut Teguh, karena Desa Puspo merupakan salah satu pintu gerbang kawasan wisata Gunung Bromo dari arah Pasuruan.

Di Desa Puspo terdapat terminal transit terakhir menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Di terminal transit tersebut wisatawan yang menggunakan transportasi bus ukuran besar akan melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan kendaraan lebih kecil menuju Gunung Bromo.

Camat Puspo mengatakan, terminal transit tersebut akan dijadikan sebagai sarana promosi produk-produk unggulan serta tempat atraksi seni dan budaya tradisional Puspo.

Kepala Desa Puspo, Bagus Tranggono, menyebutkan, area transit dan pasar Desa Puspo tersebut nantinya akan dibangun berbagai fasilitas, di antaranya ruang tunggu, tempat penginapan, kios, toko, toilet, kafe, gedung serbaguna, dan arena teater untuk mendukung lahan parkir yang telah ada.

Bagus Tranggono menjelaskan, fasilitas tersebut akan dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana reward P2KP senilai Rp 1 miliar dari pemerintah. "Fasilitas tersebut nantinya akan dijadikan sebagai tempat promosi desa wisata berikut penjualan produk-produk unggulan dan menyaksikan berbagai atraksi seni dan budaya tradisional Puspo," papar Bagus.

Produk unggulan Desa Puspo meliputi susu, buah durian, alpukat, pete, dan sayur-sayuran. Sedangkan atraksi seni dan budaya tradisional Puso yang bisa disaksikan meliputi jaran kepang, tayub, macapat, selamatan desa, dan geledekan kayu.

Ketua Tim Pemasaran Desa Puspo, Rifai, menambahkan, pembangunan desa wisata Puspo dilakukan secara berkelanjutan yang ditopang dengan potensi peternakan sapi perah, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan peternakan lebah.

Disebutkan, populasi tenak sapi perah di Puspo yang dikelola KUD Semabada mencapai sekitar 9.000 ekor dengan produksi susu sekitar 8.000 liter per hari. Sementara buah durian, yang menjadi produk unggulan Puspo, bisa dinikmati saat musim panen yang jatuh pada Januari hingga April. Begitu juga buah-buahan lainnya seperti alpukat dan sayur-sayuran.

Sementara atraksi kesenian, seperti jaran kepang, macapat, serta atraksi naik gelegkan, yakni sepeda kayu yang hanya bisa meluncur ke bawah, atau berwisata agro bisa dinikmati setiap saat. Sedangkan selamatan desa bisa disaksikan pada saat tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com