Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisman Suka Bersarung Batik ke Borobudur

Kompas.com - 10/05/2011, 13:10 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Wisatawan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merasa senang memakai kain sarung motif batik untuk naik ke bangunan candi. "Wisatawan, khususnya dari mancanegara, menyatakan senang ketika naik ke bangunan Candi Borobudur harus mengenakan kain sarung motif batik. Mereka justru merasa bangga mengenakan kain batik karena bagi mereka merupakan pengalaman yang tak terlupakan," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetyo, di Yogyakarta, Senin (9/5/2011).

Purnomo mengatakan, pihaknya sampai saat ini memberlakukan ketentuan, wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur wajib mengenakan sarung saat mengelilingi candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra itu.

"Wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara menyatakan tidak masalah dengan diberlakukannya program sarung batik ini. Untuk itu, kami menyiapkan sekitar 10.000 lembar kain sarung batik untuk dikenakan para wisatawan saat naik ke bangunan candi," katanya.

Menurut Purnomo, progam ini dimaksudkan untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang bangsa Indonesia dan warisan peradaban dunia. "Dengan demikian, wisatawan yang mengenakan kain sarung batik berarti juga menghormati bangunan candi Buddha tersebut," kata Purnomo.

Ia mengatakan, secara teknis, ada petugas yang membantu wisatawan saat mengenakan sarung sebelum naik ke candi dan melepasnya saat mereka meninggalkan pelataran candi. Petugas telah mendapatkan pelatihan secara khusus untuk melayani wisatawan terkait dengan program "sarungisasi" tersebut.

"Uji coba program itu dilaksanakan pada Februari hingga Mei 2010 dan ternyata memakai sarung motif batik saat di candi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga program ini kami realisasikan. Kami akan terus melanjutkan program tersebut," katanya.    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com