Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor dari Lima Negara Berminat Garap Mandalika di Lombok

Kompas.com - 12/05/2011, 16:26 WIB

MATARAM, KOMPAS.com  - Investor dari lima negara yakni Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Singapura dan Australia, berminat menggarap kawasan wisata Mandalika yang terletak di bagian selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hery Erpan Rayes, di Mataram, Kamis, mengatakan investor dari lima negara itu sudah menginformasikan minatnya menggarap kawasan wisata Mandalika.

"Kami tengah berkoordinasi dengan manajemen BTDC (Bali Tourism Development Corporation) selaku lembaga yang akan mengembangkan potensi pariwisata di kawasan Mandalika itu agar investor dari lima negara itu dapat menjadi mitranya," ujarnya.

PT BTDC merupakan perusahaan BUMN yang mengembangkan pariwisata Bali, dan tergolong sukses dalam perencanaan dan pengembangan wisata resor Nusa Dua yang kini telah berdiri 25 unit hotel dengan jumlah kamar hampir 4.000 unit.

Semula kawasan wisata Mandalika itu hendak digarap oleh perusahaan Dubai, Emaar Properties LLC, yang kemudian dikabarkan batal berinvestasi di bidang pariwisata terpadu itu karena terkena dampak krisis finansial global di penghujung 2008.

Padahal, Pemerintah Indonesia yang diwakili PT BTDC dan Pemerintah Dubai yang diwakili Emaar Properties LLC, telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan kawasan wisata terpadu di Pulau Lombok pada 19 Maret 2008.

Lahan investasi yang akan dipergunakan Emaar Properties LLC dan PT BTDC itu seluas 1.250 hektare, terletak di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah.

Emaar Properties berencana menginvestasikan Rp21 triliun dalam kurun waktu 15 tahun pada tiga periode, setiap periode lima tahun dengan nilai investasi tujuh triliun rupiah. Karena Emaar membatalkan rencananya, BTDC mengubah konsep pengembangan kawasan wisata Mandalika itu, dengan konsep yang menyerupai perencanaan dan pengembangan wisata Nusa Dua, kawasan paling ujung selatan Pulau Bali.

BTDC akan membangun infrastruktur dasarnya kemudian menggandeng mitra investor sama seperti di Nusa Dua. Dengan demikian, terjadi perubahan konsep pengembangan kawasan wisata Mandalika, yang sebelumnya hanya melibatkan satu investor besar, kini akan melibatkan banyak investor atau mitra strategis.

BTDC yang mencari mitra kerja strategis kemudian bersama-sama membangun infrastruktur dasar, seperti penyediaan listrik bawah tanah dan jalan, serta mengkapling daerah pengembangan wisata itu dalam tiga zona. Zona pengembangan wisata itu kemudian dijual atau disewakan dalam kurun waktu tertentu seperti di Nusa Dua.

Dalam konsep pengembangan wisata Mandalika itu, BTDC membaginya dalam tiga klaster untuk memanfaatkan potensi areal seluas 1.250 hektare. Klaster pertama atau zonasi I mencakup areal seluas 275 hektare untuk pengembangan "residence" atau kawasan perumahan elit yang mungkin akan dijual kepada publik.

Klaster kedua atau zonasi II mencakup areal seluas 350 hektare untuk pembangunan kawasan perhotelan, vila dan berbagai resor dengan penataan eksklusif.  Sementara zona III seluas 625 hektare juga untuk perhotelan dan vila serta bangunan elit lainnya, bahkan akan ada dua lapangan golf. Masing-masing zonasi mempunyai karakteristik tersendiri, seperti yang ada di Nusa Dua, Bali.

Diupayakan pada 2011 ada penandatanganan kesepakatan kerja sama, kemudian BTDC menindaklanjutinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com