Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusa Lima, Nusa Duanya Nias

Kompas.com - 23/05/2011, 17:01 WIB

KOMPAS.com - Mau berwisata ke Nusa Lima? Anda kemungkinan akan mengangkat alis dan sejurus kemudian, Anda bertanya, di mana tempat itu? Nusa Dua yang ada di Bali sudah pasti akrab di telinga Anda, sekarang perbendaharaan tempat indah bernama Nusa Lima yang ada di Nias seyogianya melengkapi daftar tempat yang Anda akan kunjungi untuk mengisi liburan Anda.

Sebelumnya, masyarakat Gunungsitoli akrab dengan Museum Pusaka Nias, Pantai Bunda, Puncak Laowömaru, Muara Indah. Sesudah gempa 28 Maret 2005 bermunculan lokasi wisata baru, seperti Nusa Lima dan Pantai Carlita.

Lokasi wisata pantai Nusa Lima terletak di Desa Foa, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, 16 kilometer dari Gunungsitoli atau 2 kilometer menjelang bandara Bandara Binaka dari arah Gunungsitoli.

Anda tidak susah mencarinya. Setibanya di Desa Foa, di depan Masjid Foa, sebuah plang terpampang sebelah kiri jalan dengan tulisan “Pantai Nusa Lima 500 m”. Dari jalan hotmix lokasi ini dihubungkan oleh sebuah jalan onderlag—batu, pasir dan kerikil yang sudah dipadatkan lebar sekitar 3 meter. Semua jenis kendaraan bermotor bisa memasuki wilayah ini.

Pemandangan laut di Nusa Lima

Di atas lahan seluas 1,3 hektar kini sudah berdiri 36 unit saung, kapasitas 5-20 orang. Satu unit aula 9 x 16 meter, bisa dimodifikasi sebagai model restoran—berkapasitas 250 orang, ruang pertemuan 6 x 13 m—kapasitas 100 orang, satu unit mushala, serta lahan parkir yang luas. Selain itu juga disediakan fasilitas sound system, keyboard dan penyanyi. “Saya sudah menghabiskan sekitar Rp 500 juta untuk menyiapkan lokasi ini,” ujar Kurniawan Harefa, pemilik Nusa Lima kepada NBC, 26 April 2011.

Dengan fasilitas demikian, Nusa Lima sangat tepat sebagai tempat pelaksanaan acara-acara berupa pertemuan, pesta, ramah tamah. Untuk menarik pengunjung, Nusa Lima juga setiap tahun melaksanakan turnamen bola voli pantai serta mendukung kegiatan pemerintah dalam pengembangan sapta pesona kepada masyarakat dan pengunjung.

Tempat wisata baru ini juga tidak saja menawarkan keindahan alam semata, seperti laut yang memberi kesejukan dan suara-suara burung di pepohonan yang rimbun, tetapi pelayanan para pegawainya yang cukup memuaskan para pengunjung.

Ketika NBC memasuki lokasi itu, Selasa (26/4/2011), seorang pemuda menyambut di depan pintu masuk dengan senyum dan langsung mengarahkan kami ke tempat parkir agar tersusun rapi. Pemuda itu lalu memberikan salam dengan penuh kehangatan, “Selamat datang ke tempat kami, silakan memilih saung yang cocok,” ujarnya ramah.

Sesaat kemudian setelah memilih saung yang menghadap ke arah laut, sepasang pelayan dengan pakaian rapi dengan senyum menawarkan menu makanan yang mereka sediakan. Siang itu pilihan kami jatuh pada ikan kerapu bakar.

Tempat Rapat

Ruang pertemuan dan restoran.

Pengelola Nusa Lima agaknya bisa membaca peluang dengan membuatkan tempat pertemuan yang memadai; tidak hanya ditujukan untuk pengunjung perseorangan atau keluarga. Dengan demikian, berbagai organisasi, termasuk pegawai pemerintahan, banyak yang memilih Nusa Lima sebagai tempat melangsungkan rapat atau perayaan.

Salah seorang pengunjung yang ditemui NBC di lokasi itu mengungkapkan bahwa setiap hari libur dan punya waktu luang dia memilih menghabiskan waktu di tempat ini. ”Kalau mengunjungi tempat ini, saya merasa nyaman,” kata Yanuari Zebua (30), penduduk Desa Lölözasai, Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias, sambil memandang ke arah laut Pantai Foa dan bersama teman-temannya menikmati rindangnya pohon-pohon di sekitar tempat tersebut.

Yanuari juga mengaku bahwa lembaga swadaya masyarakat tempat ia bekerja memilih tempat penyelenggaraan rapat di Nusa Lima. “Suasana tempat ini nyaman dan pemandangan indah, cocok sebagai tempat penyelenggaraan rapat,” ujarnya.

Hal menarik lainya adalah pengunjung bebas memasuki tempat wisata ini tanpa harus membayar uang masuk atau karcis. “Kami para anak muda bisa memasuki wilayah wisata ini dengan bebas dan menikmati masa-masa pacaran tanpa mengeluarkan biaya,” ujar Martinus Ndraha (28), seorang pengunjung.

Dulu Pantai Foa

Kurniawan Harefa, pengelola Nusa Lima

Menurut Kurniwan Harefa, pantai yang dikelolanya sekarang dulu dikenal nama Pantai Foa. Namun, hingga 2007, Pantai Foa tidak dikunjungi orang lagi karena tidak dikelola dengan baik. Padahal, di masa lalu Pantai Foa ini pernah menjadi tujuan wisata terkenal bagi penduduk Nias.

Melihat kondisi itu, pemuda dengan latar belakang pendidikan Sastra Inggris dari salah satu Perguruan Tinggi di Medan ini tertarik untuk menggali kembali kepopuleran lokasi itu. Dia kemudian membeli lahan seluas 1,3 hektar dari masyarakat setempat.

Kurniawan mengaku sering bepergian ke sejumlah daerah dan melihat konsep pengembangan kepariwisataan di sana. Dari pengamatan itu ia pun mulai mengembangkan lokasi wisata di Nias dan membangun Pantai Nusa Lima pada tahun 2007.

Bagi pemuda kelahiran 23 November 1982 ini, mengembangkan usaha di bidang pariwisata bukan hal mudah, baginya suatu tantangan yang harus dikerjakan sepenuh jiwa. Bermodalkan studi banding dan membaca buku, memulai membuka usahanya Desember 2007. Dan mulai beroperasi sejak Juli 2008.

Untuk membuat nama lokasi wisata baru yang dibangunnya, Kurniawan terinspirasi dengan nama Nusa Dua di Bali. Menurut Kurniawan, kata ‘lima’ diambil dari lima unsur afo (sirih)di mana bahan-bahannya terdiri dari lima jenis, yaitu tawuo (daun sirih), fino (pinang), betua (kapur), bago (tembakau) dan gambe (daun gambir).

Bicara menu yang disediakan oleh Nusa Lima, bisa dikatakan cukup bervariasi. Pengunjung bisa memilih berbagai jenis makanan laut, seperti ikan bakar, udang goreng tepung, cumi-cumi goreng tepung, nasi goreng, ayam goreng tepung, cap cay, cah kangkung dan aneka makanan dan minuman ringan lainnya.

Kini, Nusa Lima memiliki 20 karyawan yang direkrut Kurniawan dari masyarakat setempat. Ada 10 karyawan tetap, 7 karyawan lepas, dan 3 orang petugas pengamanan. Selain itu, sejak tahun 2009 Nusa Lima memfasilitasi anak-anak tingkat SD dan SMP untuk belajar secara gratis dengan dua mata pelajaran, yaitu Matematika dan Bahasa Inggris di tempat itu.

Dengan hadirnya tempat wisata Nusa Lima ini kini memberi pemasukan tambahan bagi pemerintah daerah berupa retibrusi pengurusan izin usaha dagang, izin usaha rekreasi, izin keramaian, pajak reklame, dan laporan sanitasi lingkungan. (Onlyhu Ndraha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com