Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah "Partai" Bubur Ayam

Kompas.com - 29/05/2011, 08:35 WIB

KOMPAS.com — Bubur ayam menjadi makanan rakyat dari berbagai lapisan. Bubur dari beras dengan taburan suwiran daging ayam itu juga menafkahi rakyat: para penjajanya.

"Mau ke bubur hostes?” tegur seorang tukang parkir di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta, Senin malam pekan lalu.

Malam sudah hampir berganti hari. Beberapa meter setelah persimpangan Jalan Mangga Besar Raya, di muka gang kecil terpampang papan mungil bertulisan ”Bubur Olimo”. Inilah yang dimaksud si tukang parkir sebagai bubur hostes.

Bubur Olimo termasuk salah satu bubur ayam legendaris di Jakarta. Usaha itu dirintis oleh Tjhin Saoe Soe sejak era 1950-an. Pengelola saat ini, Harjo (64), adalah generasi ketiga dari (alm) Saoe Soe.

Menyantap hangatnya bubur ayam berusia lebih dari setengah abad itu, kita juga bisa menikmati sejarah sosial. Betapa tidak, predikat sosial ”bubur hostes” itu bagai bercerita tentang sebuah masa ketika bisnis kelab malam (night club) dan kasino marak di Jakarta, zaman Gubernur Ali Sadikin pada era 1960-1970-an. Tersebutlah seperti Blue Ocean dan Latin Quarter di sekitar Jalan Majapahit dan Gajah Mada.

”Orang-orang malam dari night club dan kasino itulah yang banyak menjadi pelanggan kami ketika itu. Dulu, hostes yang menemani tamu dari Blue Ocean, misalnya, setelah selesai jam kerja dibawa tamunya yang bos-bos untuk makan di sini,” cerita Harjo.

Itu mengapa Bubur Olimo dijuluki bubur hostes hingga kini. Meski begitu, nama ”resmi” tetap Bubur Olimo yang diambil dari nama toko mobil di sekitar lokasi mangkal saat ini.

Kisah Bubur Olimo menjadi bukti bahwa bubur ayam telah menjadi bagian dari kehidupan kota besar, seperti Jakarta. Bubur ayam dikonsumsi rakyat dari bos-bos sampai anak balita di kampung-kampung. Abang-abang menjajakan bubur ayam di kampung-kampung dengan gerobak dorong atau sepeda motor. Bubur ayam juga dijual di kaki lima sampai hotel bintang lima.

Perhatikan juga kantor-kantor di gedung-gedung tinggi di kawasan Jalan Gatot Subroto dan Sudirman, Jakarta, misalnya. Pada salah satu sudutnya kerap didapati gerobak bubur ayam, terutama pada pagi hari. Mereka mencegat karyawan yang wangi dan berdasi yang belum sempat sarapan di rumah.

Kampung dan hotel berbintang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com