LABUAN BAJO, KOMPAS — Pengelola destinasi wisata di Pulau Komodo, Surabaya, Bali, hingga Semarang yang berpotensi disandari kapal pesiar mengeluhkan minimnya infrastruktur pelabuhan. Padahal, pelabuhan merupakan pintu gerbang bagi masuknya para turis, sekaligus bisa menumbuhkan perekonomian setempat.
Dari Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dilaporkan, rata-rata kapal singgah dalam enam jam. Kapal pun hanya berlabuh setengah mil dari dermaga. Hal itu karena kolam dan alur dangkal juga minim fasilitas pelabuhan.
”Sangat disayangkan, betapa sebentarnya turis singgah, banyak peluang yang tak mampu diraih,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat Paulus Selasa, Rabu (1/6/2011), saat dihubungi dari Ende, NTT.
Syahbandar Labuan Bajo Taher membenarkan, kini kapal pesiar yang ke Komodo hanya buang jangkar. Kapal sulit sandar karena kolam dan alur hanya sedalam 5 meter. Padahal, kapal sepanjang lebih dari 220 meter butuh kedalaman 7-9 meter.
Kata Taher, kini dengan anggaran APBN Rp 19 miliar sedang dibangun pelabuhan di Komodo. ”Malah tahap kedua pembangunan akan ditambah lagi Rp 40 miliar sehingga tahun 2012 pelabuhan di Komodo berkedalaman 14 meter supaya dapat disandari kapal pesiar,” ujarnya.
Ditambahkan Paulus, pada 2010 sedikitnya 8 kali kapal pesiar berpenumpang lebih dari 1.000 orang ke Manggarai Barat. Namun, karena infrastruktur serba terbatas, kapal pesiar itu hanya ke Pulau Komodo tak singgah ke Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. (SEM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.