Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapta: Sepuluh Tahun Lagi Baru Terasa

Kompas.com - 06/06/2011, 15:48 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Tour de Singkarak (TdS) tahun ini memasuki tahun ketiga. Baru dua kali turnamen, ajang balap sepeda internasional tersebut masuk kategori 2.2 kelas kejuaraan balap sepeda di jalan raya. Sementara itu, Tour de Langkawi masuk kategori 2.1.

"Mereka lebih tinggi. Tapi padahal kita baru dua tahun kemarin, mereka sudah 11 tahun. Ini karena jalanan yang menantang dan juga situasi alam Sumatera Barat," tutur Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dalam acara makan malam bersama dengan atlet TdS dan segenap pihak yang terlibat dalam TdS, di Rumah Dinas Gubernur Sumbar, Padang, Minggu (5/6/2011).

Sementara itu, Dirjen Pemasaran Kembudpar, Sapta Nirwandar di kesempatan yang sama menuturkan di tahun kegiatan TdS, sponsor sudah mulai berdatangan. Apalagi, lanjutnya, dari provinsi dan setiap kabupaten yang terlibat juga mengucurkan dana untuk acara tersebut.

"Dari pusat masih menanggung 50 persen. Tapi ada penurunan dukungan dana dari pusat. Perlu diingat, kegiatan juga bertambah dan ada dukungan dari pihak-pihak asing seperti Tour de France," ungkapnya.

Menurut Sapta, dalam setahun belakangan terus diadakan pengembangan seperti penambahan homestay dan hotel, serta perbaikan jalan. Sedangkan rute sepeda yang akan ditempuh selain disesuaikan dengan standar kejuaraan balap sepeda tingkat internasional, juga disesuaikan dengan jalur wisata.

"Tur sepeda ini akan disorot oleh media massa dengan latar belakangnya keindahan Sumatera Barat, mulai dari gunung, lembah, ngarai, semua itu akan terlihat. Media massa akan menayangkannya. Misalnya media cetak akan ada ceritanya, fotonya juga ada," katanya.

Sapta menuturkan, pihaknya memang mencari nilai berita. Ia berharap keindahan Sumatera Barat bisa dipromosikan melalui media massa maupun mulut ke mulut.

"Prediksinya yang datang memang tidak terlalu banyak, sekitar 300 atlet dan timnya. Tapi yang kita cari news value. Mereka akan memberitakan Sumbar ke orang-orang di negaranya. Ini adalah investasi promosi pariwisata Sumatera Barat. Sepuluh atau lima belas tahun baru terasa," jelas Sapta.

Hal senada diungkapkan pula oleh Irwan. "Dengan adanya Tour de Singkarak, orang jadi kenal itu pasti. Tapi tidak menjadi suatu target untuk masyarakat Sumbar. Jadi langsung naik kunjungan tidak bisa diukur dalam beberapa tahun saja. Tour de France saja usianya sudah 100 tahun. Bali saja dikenal sebagai tempat wisata perlu 60 tahun menjadi seperti sekarang. Ini secara bertahap dan perlu waktu. Ini investasi jangka panjang," katanya.

Selain itu, pihaknya berharap dengan adanya TdS, masyarakat Indonesia dan juga masyarakat dunia bisa mengenal potensi lain dari Sumatera Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com