Mohammad Hilmi Faiq
Liburan sekolah di Sumatera Utara, sudahkah Anda merancang agenda yang menyenangkan buat sang buah hati? Setelah puas tetirah di istana Maimun Medan, sempatkanlah bercengkerama dengan orangutan di Bukit Lawang. Tingkah pola satwa primata ini bisa menghilangkan kesuntukan belajar putra-putri Anda yang baru saja melaksanakan ujian kenaikan kelas.
Di depan mereka dua petugas dari Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera dan Ekowisata Bukit Lawang duduk di atas panggung kayu. Sesekali mereka memukul lantai panggung itu dengan sebatang kayu. ”Tuk-tuk-tuk...!” begitu cara petugas memanggil orangutan sumatera
Dua orangutan, Mina (36) dan anaknya, Chaterine (3), bergelayutan dari batang pohon satu ke batang pohon lainnya mendekati dua petugas tersebut. Dalam hitungan detik, dua sisir pisang berpindah dari tangan petugas ke tangan Mina, yang lantas menjauh menghindari serbuan monyet ekor panjang (
Adegan itu sontak menjadi obyek menarik untuk diabadikan. Pengunjung serentak merogoh kantong atau tas untuk mengambil kamera. Mina dan Chaterine menghilang di antara dedaunan. Tinggal beberapa monyet ekor panjang.
Pagi itu hanya Mina dan Chaterine yang menampakkan diri. Sekitar 400 ekor orangutan lainnya tak memedulikan panggilan petugas. ”Kalau mereka tak datang, artinya orangutan itu sudah mandiri karena bisa mencari makanan sendiri,” kata seorang petugas.
Puluhan pengunjung yang baru datang kecewa karena tak bersua orangutan. Padahal, tujuan utama mereka datang ke situ adalah untuk melihat dari dekat orangutan yang populasinya semakin menipis itu.
Untuk menyaksikan pemberian makan orangutan itu, pengunjung harus berjalan selama 30 menit dari penginapan melalui dua jembatan gantung dan menyeberangi sungai dengan perahu. Pengunjung harus betul-betul memerhatikan waktu karena pemberian makan orangutan hanya berlangsung sejam, mulai dari pukul 09.00. Ada juga sore hari pukul 15.00-16.00.
Pengunjung harus menjaga jarak dari orangutan minimal 7 meter. Dilarang memberi makan orangutan atau meninggalkan sampah di hutan. ”Sebab, bisa jadi pengunjung membawa bibit penyakit yang dapat menular pada orangutan,” kata seorang petugas TNGL.