Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Peninggalan Mughal di Agra

Kompas.com - 10/06/2011, 15:05 WIB

KOMPAS.com — Kota ini merupakan state dari India bagian Uttar Predesh, terkenal sebagai salah satu sudut segitiga emas India, selain dari 2 kota lainnya, New Delhi dan Jaipur. Beberapa highlight kota ini juga banyak dipromosikan pemerintah dan Tour Agency lewat brosur-brosur gratis yang disebar melalui hotel, bahkan restoran sekitar kota.

Salah satu yang terkenal sudah pasti adalah Taj Mahal, bahkan bisa dibilang Agra menjadi rumah bagi bukti cinta dari Raja ternama Shah Jehan itu. Menuai ketenarannya membuat tempat ini selalu padat dikunjungi setiap harinya, jumlah pengunjung meningkat drastis saat weekend tiba karena warga lokal sekitar banyak pula menghabiskan weekend mereka dengan mengunjungi Taj Mahal.

Seakan tak ingin tertarik dengan keriuhan menjelang weekend, kami memutuskan untuk mengunjungi Taj Mahal di hari esok, berharap kemacetan sedikit berkurang. Shah Jehan tak hanya meninggalkan Taj Mahal untuk kota ini, beberapa peninggalan lainnya tampak masih jadi agenda utama para turis domestik.

Alih-alih sebagai backpacker, kami ingin cost setiap perjalanan kami semurah-murahnya, termasuk dalam hal transportasi. Untuk berkeliling kota Agra, kami mengambil alternatif paling memungkinkan dan murah, dengan men-carter autoricksaw alias bajaj seharga 400 rupees untuk waktu 7 jam, mengunjungi beberapa tempat seperti Agra Fort, Akbar Mousoleom, dan Ittimad-ud-daulah, atau sering dikenal sebagai Baby Taj. Setelah jam makan pagi, kami segera meluncur dengan sopir bajaj berkopiah ala pak haji menuju salah satu peninggalan ternama dari Raja Mughal Shah Jehan, Agra Fort.

Suasana jalanan mulai ramai dengan suara klakson yang membahana, kanan kiri kendaraan saling menyalip mendahului, dua puluh menit kami dibawa sang sopir melaju kencang. Akhirnya tibalah kami di depan gerbang Agra Fort. Dari kejauhan benteng ini jelas mirip sekali dengan The Red Fort, dinding benteng ini masih terbuat dari bata merah, yang membedakan adalah gaya arsitektur dalam ornamen ukirannya sangat dominan kepada relief kaligrafi Islam. Anggun dalam warna kebiruan, beberapa bagian dari benteng ini adalah istana dan ruangan-ruangan publik milik Raja Jehangir. Tak hanya kemegahan istana, sebuah pemandangan apik dari Sungai Yamuna yang membelah di antara Taj Mahal dan Agra Palace ini tampak jadi sesuatu spot penting bagi para pencari berita dan gambar alias foto.

Masalah tiket, para turis dimudahkan dengan tiket paket yang disediakan oleh Agra Development Association  (ADA), yang memberikan satu tiket yang berlaku untuk kunjungan ke beberapa tempat wisata yang telah ditentukan di kota Agra, seperti Agra Fort, Akbar's Mousoleom, Ittimad-ud-daulah, dan Fatehpur Sikri dalam masa berlaku hitungan satu hari.

Akan tetapi, untuk turis yang tidak memiliki agenda kunjungan ke semua tempat di Agra dapat memilih tiket umum Archeological Survey of India (ASI), yang hanya memberlakukan satu tiket untuk hanya satu kunjungan ke satu tempat. Istimewanya, bagi para pengunjung anak-anak diberlakukan non charge, terhitung anak usia 2 hingga 17 tahun. Karena, menurut kami, terlalu tergesa-gesa untuk menyelesaikan sightseing kami dalam satu hari, termasuk di dalamnya Taj Mahal, maka kami memutuskan untuk mengambil sistem ASI dalam perjalanan kami hari ini. Tiket masuk Agra Fort mematok harga 300 rupees per orang.

Selesai dengan kemegahan benteng Agra ini, kami segera meluncur ke tempat berikutnya, salah satu situs tempat penting bagi para pendahulu Agra, sebuah pemakaman mewah berdinding istana marbel bagi para keturunan kerajaan Mughal. Namanya Akbar's Mousoleum, letaknya di daerah bernama Sikandra, arah tenggara Agra Fort. Tiket masuknya hanya sekitar 110 rupees per orang.

Ada Taj Mahal, ada Baby Taj, yah di Agra terdapat bangunan yang struktur bangunannya mirip sekali dengan Taj Mahal, masyarakat Hindi memberinya nama Itimad-ud-Daulah, atau sering dijuluki Baby Taj. Yang menjadi satu-satunya yang berbeda tempat ini dengan Taj Mahal adalah bahan materialnya yang terbuat dari campuran bata merah dan putih.

Baby Taj merupakan sebuah makam bagi Mizra Ghiyaz Beg, seorang nobleman kenamaan Persia yang pernah menjabat  perdana menteri pada zaman Kerajaan Jehangir. Di sekitar Baby Taj ini juga terdapat tempat penting lainnya, seperti Chinika Rauza dan Mehtab Bagh, di mana kita bisa melihat pemandangan dengan unsur warna hitam dari Taj Mahal. Banyak foreigner datang ketika menjelang matahari terbenam untuk mendapatkan pantulan warna sunset dengan Sungai Yamuna, yang cenderung kehitaman dari Taj Mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com