Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Van Gogh dengan Cara Tak Biasa

Kompas.com - 24/06/2011, 10:26 WIB

KALAU ditanya berapa kali lagi saya ingin kembali ke Van Gogh Alive-The Exhibition, saya akan jawab: berapa kali pun saya tak akan bosan!

Bagaimana bisa bosan jika mahakarya pelukis asal Belanda, Vincent Van Gogh, dipamerkan dengan mengolaborasikan karya visual, teknologi suara dan proyeksi sehingga menjadi hidup. Begitu memasuki lorong ruang pameran yang gelap, musik-musik klasik dari abad 19 dan 20 menyapa gendang telinga saya dengan lembut. Ketika masuk ke galeri utama, saya mendengar suara orang-orang dewasa dan anak kecil di ruangan ini. Tapi mengapa ruangan ini gelap?

Kebingungan saya terjawab ketika gambar demi gambar bermunculan di dinding, kolom, atap serta lantai ruang pameran. Rupanya lukisan-lukisan millik Van Gogh diproyeksikan ke bidang-bidang datar ruangan ini. Cahayanya pun membuat saya bisa melihat isi ruangan. Tak ada mebel atau pigura-pigura klasik berisi lukisan. Hanya sejumlah tempat duduk semacam bangku taman dari kayu di sudut-sudut ruangan.

Saya pun bisa melihat banyak anak kecil berpakaian seragam di dalam. Ada yang duduk di lantai, ada yang tiduran di atas proyeksi gambar sekaligus melihat proyeksi lukisan di langit-langit. Ada yang iseng menyentuh dinding dimana lukisan seorang wanita bermain piano sedang diproyeksikan. Ada pula yang menari dan melompat dari satu sisi ke sisi lainnya ketika mendengar lagu klasik yang tengah mengalun.

Museum Artscience di Marina Bay Sands, Singapura dipilih menjadi tuan rumah perdana Van Gogh Alive-The Exhibition. Pameran yang masih akan berlangsung hingga 6 November mendatang ini menampilkan karya seni Van Gogh dari tahun 1890 sebagai tahun produktifnya. Sekitar 3.000 lukisan Van Gogh diproyeksikan secara digital ke ruang galeri, seperti The Starry Night, Potato Eaters, Self-Potrait, Still Life, Vase with Twelve Sunflowers dan Vincent’s Chair with His Pipe.

Direktur Museum Tom Zaller mengatakan butuh waktu persiapan sekitar tiga tahun untuk mengoperasikan pameran ini. Penyelenggara menempatkan 41 proyektor high-definition dan 41 komputer untuk menyinkronkan gambar dan musik serta memproyeksikannya. Seluruh gambar Van Gogh bisa diproyeksikan sebesar 2 kilometer persegi ke bidang datar yang ada di Main Galleries seluas 1.500 meter persegi di Level B 2 Museum ArtScience.

“Lukisan-lukisan ini diproyeksikan ke dinding, kolom, atap, serta lantai ruang galeri,” katanya.

Pihak museum juga menyediakan materi pendidikan bagi anak-anak dari berbagai usia sehingga mereka bisa lebih memahami karya Van Gogh. Maka tak heran, tempat ini menjadi salah satu sasaran study tour anak-anak usia sekolah, tak hanya dari Singapura tapi juga beberapa negara tetangga. Anak-anak pun tak tampak bosan karena mereka masuk ke dunia yang penuh warna, gerakan, musik dan cahaya sekaligus.

Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa. Awalnya, karya-karya Van Gogh menggunakan warna-warna yang suram. Setelah perjalanannya ke Paris, dia mengubah haluan menjadi impresionisme sehingga lebih banyak menggunakan warna-warna yang lebih cerah. Namun kemudian, dia beralih ke gaya ekspresionisme.

Van Gogh kemudian mencapai masa keemasannya dan mencengangkan dunia dengan karya-karyanya hingga akhirnya dia merasa dirinya gila dan menghabiskan hidup di rumah sakit jiwa sampai akhir hayat. Meski hidup di rumah sakit jiwa, Van Gogh tetao mampu menghasilkan lukisan-lukisan semacam Portrait of Dr. Gachet dan The Round of the Prisoners.

Di bagian luar ruang pameran, pengunjung dapat melihat berbagai kutipan yang pernah diucapkan oleh Van Gogh. Kutipan yang menarik bagi saya berbunyi: "A good picture is equivalent to a good deed". Van Gogh rupanya memandang bahwa gambar yang bagus dihasilkan melalui aksi yang baik pula. Kutipan Van Gogh yang tak kalah menariknya adalah ‘To do good work one must eat well, be well-housed, have one’s fling from time to time, smoke one’s pipe and drink one’s coffee in peace’.

Apakah segitu saja? Eits... tunggu dulu. Sempatkan berfoto ala Van Gogh di dekat pintu masuk. Foto berukuran 10 R akan langsung dicetak saat itu juga. Selamat menikmati karya seni dengan cara yang tak biasa... (Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com