Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Raksasa di "Negeri" Madurodam

Kompas.com - 03/07/2011, 07:40 WIB

Sejarah

Awalnya, kawasan wisata ini dibangun sebagai lokasi peringatan Perang Dunia II sekaligus untuk menghormati salah seorang pejuang Belanda, George Maduro. Maduro tewas pada 9 Februari 1945 sebagai tawanan perang di kamp konsentrasi Dachau, di Munchen, Jerman bagian selatan.

Kawasan wisata Madurodam dibuka secara resmi pada tahun 1952. Kompleks miniatur ini bahkan memiliki wali kota yang ditunjuk resmi.

Hingga penobatannya sebagai ratu pada tahun 1980, Ratu Beatrix sempat menjadi wali kota di sini. Tugas wali kota Madurodam adalah memimpin dan meresmikan model miniatur baru yang ditambahkan dalam kompleks ini, sekaligus membuka ekshibisi resmi rutin.

Koleksi bangunan miniatur di Madurodam memang terus bertambah, misalkan bangunan miniatur Museum Mauritshuis, Den Haag, yang diperbarui pada tahun 1997, bangunan miniatur City Hall di Roermond yang diperbarui dua kali, tahun 1982 dan 1995.

Selain itu, miniatur gedung seni dan pertunjukan Circus Theatre, Den Haag, juga dibangun untuk melengkapi koleksi Madurodam pada tahun 2004, bersamaan dengan peringatan 100 tahun bangunan aslinya.

Harga tiket masuk kompleks miniatur Madurodam itu memang tidak bisa dibilang murah untuk ukuran kocek kebanyakan orang Indonesia. Apalagi harganya dipatok dalam mata uang euro yang nilai tukarnya terhadap rupiah jauh lebih tinggi ketimbang dollar AS. Hanya bayi di bawah usia dua tahun yang boleh masuk gratis. Adapun anak-anak usia 3 sampai 11 tahun harga tiket masuknya sebesar 10,5 euro, di atas usia 12 tahun 14,5 euro, dan usia 65 tahun ke atas harga tiketnya 13,5 euro.

Untuk mencapai kompleks wisata ini dengan kendaraan umum di Den Haag tidaklah sulit. Tepat di seberang Madurodam terdapat halte pemberhentian tram nomor 9 dan bus nomor 22.

Jadi, kalau ingin tahu bagaimana rasanya jadi raksasa, silakan datang ke sana. (Wisnu Dewabrata, dari Den Haag, Belanda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com