Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Lewati Jalur Batik

Kompas.com - 15/07/2011, 10:23 WIB
Hery Prasetyo

Penulis

KOMPAS.com - Mudik bisa juga sembari berwisata sekaligus belanja. Berwisata budaya batik dan membeli produknya menjadi salah satu aktivitas yang menarik dan menyenangkan. Apalagi, pakaian batik juga bisa dikenakan saat lebaran. Selain batik sedang kembali menjadi tren, juga menjadi bagian dari partisipasi melestarikan budaya bangsa.

Jalur mudik Jakarta ke arah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur melewati banyak sentra industri batik. Sehingga, saat para pemudik bisa melakukan variasi perjalanan, mampir di sentra-sentra batik yang dilewati.

Jika melewati jalur utara, sentra batik banyak ditemukan di Indramayu (Dermayon), Cirebon, Pekalongan, Lasem, sampai Tuban. Sedangkan jika melewati jalur selatan, maka sentra batik yang terdaat di Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Banyumas.

Melewati Yogyakarta dan Solo (Surakarta) akan lebih menarik bagi para pemburu batik. Sebab, dua kota itu memiliki tradisi batik yang tua dan banyak pengrajinnya. Sentra batik juga bertebaran di kedua kota itu.

Di Jawa Timur, batik juga bertebaran di mana-mana. Bahkan, daerah ini mengklaim memiliki 1300 motif batik dan sentra batik ada di 29 kabupaten atau kotamadya, termasuk di Madura.

Itu menunjukkan betapa kayanya Indonesia dengan batiknya, juga betapa menarik dan menantangnya memburu batik saat mudik. Sebab, bagi para perantau yang pulang kampung menuju ke timur, maka mereka akan melewati banyak sentra batik. Bahkan, hampir seluruh daerah di Pulau Jawa ini memiliki sentra batik dengan kekhasan masing-masing. Sentra batik juga terdapat di beberapa daerah di luar Jawa.

Beberapa sentra batik di Jawa

Cirebon

Sentra: Trusmi

Motif: Mega Mendung, Wadasan, dsb. Ciri khas: Banyak mengeksplorasi alam dengan ornamen mega atau batu cadas menjadi ciri khasnya. Warna coklat dan hitam, juga warna-warna cerah khas batik pesisiran, seperti merah, biru, hijau, kuning dan sebagainya.

Pekalongan Sentra: Pekalongan kota, Buaran, Pekajangan, Wonopringgo Motif: Jlamprang, Encim, Klengenan, Pagi Sore, Hokokai Ciri khas: Warna batik Pekalongan lebih cerah, seperti merah, hijau, biru dan sebagainya. Pengaruh Arab, China, Solo, dan Yogyakarta masih terasa.

Lasem Sentra: Kecamatan Lasem dan Pancur Motif: Burung Hong, Banji, Bunga Seruni, dan Liong Ciri khas: Motif batik Lasem banyak dipengaruhi oleh kebudayaan China. Warna cerah, seperti merah, kuning, hijau, biru dan sebagainya.

Tuban Sentra: Desa Sumurgung, Jl. Letda Sucipto, dan sebagainya. Motif: Lok Chan, Guntingan, Nacanan, Pipitan (latar putih corak berwarna merah atau biru tua) dan Bangrod (latar putih dengan motif berwarna merah). Ciri khas: Warna cerah, ada pengaruh kebudayaan China.

Garut Sentra: Kampung Sisir, Desa Sukasenang, Banyuresmi, dan sebagainya. Motif: Rereng Bilik, Rereng Jaksa, Bulu Ayam, Kelereng, dan Kalijagat Ciri khas: Batik garut dipengaruhi oleh batik Pekalongan, Tasikmalaya, dan Ciamis terlihat pada motif lereng dan kawung serta babaran yang mengarah pada warna gading. Warna lebih kalem. Dasar warna kain cenderung menggunakan warna krem atau soga.

Tasikmalaya Sentra: Cigeureung (Cipedes), Gudangjero, Bojong, Dwi Negara Motif: Merak Ngibing, Keladi, Lereng, Pandan dan sebagainya. Ciri khas: Warna krem atau coklat, ada beberapa agak cerah karena pengaruh batik Pekalongan. Ada pula pengaruh dari Solo dan Yogyakarta.

Banyumas Sentra: Desa Sokaraja (Banyumas), Gumelem (Banjarnegara), Bentarsari (Salem), Pejagoan dan Gemeksekti (Kebumen), Purwokerto Motif: Rujak Senthe, Udan Iris, Ukel, Kopi Pecah, Manggar, Sawat Rantai Ciri khas: Batik gaya Banyumasan punya keisimewaan, yakni kain dibatik pada 2 sisi sehingga menghasilkan kain yang bisa dipakai bolak balik.

Bantul Sentra: Giriloyo, Pajangan Motif: Sido Asih, Sido Mukti, Sido Mulyo, Madu Bronto, dan sebagainya. Ciri khas: Batik Bantul lebih sederhana dan banyak mengeksplor tumbuhan. Warna dan beberapa filosofi banyak terpengaruh batik Yogyakarta dan Solo.

Yogyakarta Sentra: Ngadisuryan, Terban, Malioboro, Gading, dan sebagainya. Motif: Cuwiri, Sido Mukti (bermotif gurda), Kawung, Pamiluto, Parang Kusumo, Ceplok Kasatrian, Nitik Karawitan, Truntum, Ciptoning, Tambal dan sebagainya. Ciri khas: Batik Yogyakarta lebih banyak memakai warna coklat, utih, dan hitam. Beberapa motif mengeksplorasi flona. Ada pula bentuk-bentuk lain yang memiliki kedalaman filosofi.

Solo Sentra: Laweyan, Pajang, Tipes Motif: Sido Asih, Ratu Ratih, Parang Kusuma, Bokor Kencana, Sekar Jagad Ciri khas: Banyak didominasi warna krem, coklat, hitam, dan putih. Beberapa motif batik memilik filosofi yang dalam dan peruntukan yang jelas, meski sekarang mulai banyak motif bebas.

Madiun Sentra: Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng Motif: Kenonogo Ciri khas: Warna banyak terpengaruh dari batik Solo dan Yogyakarta, tapi motif-motifnya lebih sederhana.

Sidoarjo Sentra: Desa Kedungcangkring (Kecamatan Jabon), Desa Sekardangan (Kecamatan Sidoarjo), dan Kampung Jetis Pekauman (Kecamatan Sidoarjo). Motif: Abangan dan Ijo-ijoan (gaya Madura), Beras Kutah, Krubutan (campur-campur) Ciri khas: Didominasi flora dan fauna dengan warna cerah, seperti merah, hijau, kuning, dan hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com