Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lore Lindu, Eksotisme Jantung Sulawesi

Kompas.com - 15/07/2011, 15:49 WIB

Karena letaknya berada di dalam kawasan taman nasional, jangan berharap bisa masuk ke Lindu berkendara roda empat dengan jalan mulus. Area ini hanya bisa dijelajahi dengan kendaraan roda dua. Bisa membawa kendaraan sendiri atau bila tak mau susah tinggal menyewa ojek.

Perjalanan menuju Lindu dimulai dari Kota Palu, dengan menggunakan kendaraan umum bertarif Rp 25.000. Kendaraan roda empat hanya sampai di Desa Sadaunta, Kecamatan Kulawi, tetangga Kecamatan Lindu, dan selanjutnya menggunakan ojek. Desa Sadaunta memang menjadi satu-satunya akses paling dekat yang bisa ditempuh ke Lindu.

Dibutuhkan nyali berkendara bagi pembonceng dan yang dibonceng. Di beberapa bagian, jalan hanya cukup untuk satu kendaraan roda dua, bersisian langsung dengan jurang dan tebing di sisi lainnya. Di titik-titik seperti ini, pengendara kerap bersisian dengan ujung pohon besar setinggi lebih dari 20 meter.

Bagi yang suka tantangan dan uji nyali, perjalanan di belantara rimba ini menjadi perjalanan penuh kenangan dan pastinya kelelahan fisik terbayar saat tiba di Danau Lindu.

”Melihat danau mungkin biasa, tapi berkeliling danau sembari melihat hutan adalah luar biasa,” ujar Hendrik (30), warga Palu yang baru saja berkunjung ke Lindu.

Dengan segala keterbatasan infrastruktur, Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi menjadikan Lindu sebagai salah satu jualan utama wisata. Salah satu nilai lebih dari berwisata ke Lindu adalah menyaksikan menyatunya kehidupan warga setempat dengan alam. Untuk menentukan kapan mulai musim tanam dan panen padi, digelar acara morego. Acara ini menjadi wahana komunikasi dengan alam dan wahana komunikasi sosial. Di tepi danau, warga menggelar tarian dan lagu-lagu ritual adat yang pada intinya merupakan puji-pujian kepada Sang Pencipta Alam sekaligus seruan untuk memelihara alam.

”Dengan keunikan itu, kami tetap menjual Lindu. Kami membuat program paket wisata, seperti trekking, wisata alam, menjelajah hutan, dan kegiatan lain yang lebih ke petualangan alam bebas,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi M Muchlis Yodjodolo.

Soal akses, pemerintah setempat berkoordinasi dengan Balai TNLL agar jalan yang ada bisa diperbaiki.

”Untuk promosi, kami juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Palu,” ujar Muchlis.

Tampaknya Lindu sebagai tujuan tempat rekreasi memang masih perlu serius berbenah. Paling tidak, ketersediaan penginapan dan rumah makan. Khusus penginapan, Pemerintah Kabupaten Sigi sudah membangun cottage di tepi danau. Saat ini bangunan sudah jadi, tinggal pembenahan, termasuk listrik. Saat ini, belum ada listrik di Kecamatan Lindu. Warga biasanya menggunakan pelita dan genset untuk penerangan.

Selama ini, wisatawan atau peneliti yang datang lebih memilih menginap di rumah penduduk. Sadar sebagai daerah tujuan wisata, penduduk sangat terbuka dan siap setiap saat jika rumahnya didatangi pengunjung. Memilih rumah penduduk menjadi salah satu alternatif untuk urusan makan. Tinggal membicarakan berapa biaya kamar sekaligus meminta disiapkan makanan yang tentu saja beraroma khas Lindu....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com