Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cirebon, Bukan Hanya Nasi Jamblang

Kompas.com - 17/07/2011, 09:54 WIB
Wisnubrata

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Cirebon, kota yang berada di pesisir pantai utara Pulau Jawa, adalah salah satu kota yang memiliki kekhasan kuliner. Namun kebanyakan orang hanya mengenal nasi jamblang atau empal gentong bila bicara mengenai makanan khas di Cirebon. Padahal bukan hanya itu. Di kota yang berasal dari kata cai (air) dan rebon (udang) ini ada pula makanan bernama docang dan mie koclok.

Docang adalah semacam ketupat sayur namun isi dan rasanya berbeda. Biasanya dalam sepiring docang, kita akan menemui daun singkong, taoge, parutan kelapa, dan irisan lontong yang ditaburi bawang goreng, lalu disiram kuah oncom panas. Sebagai pelengkap, di atasnya ada potongan kerupuk serta sambal bagi yang suka pedas.

Tim Gowes Jurnalistik Pantau Jalur Mudik Jakarta Surabaya 2011 sempat merasakan gurihnya docang pada Sabtu malam (16/7/2011) sesaat setelah memasuki Kota Cirebon.

Tim pesepeda yang telah menggenjot sepeda seharian dari Pamanukan dan menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer, sangat bersemangat saat diajak mencoba makanan unik itu. Pengajaknya adalah Fenty Prawiraatmadja, public relations Hotel Grage, tempat tim Gowes menginap.

Menurut Fenty, docang adalah masakan khas Cirebon yang hampir dilupakan. Penjualnya pun hanya sedikit. Bahkan yang buka sore hari hanya Docang Pak Otong yang berada di daerah Kesambi. "Kebanyakan docang dijual di pasar pada pagi hari. Yang sore sampai malam hanya di sini," ujar Fenty.

Maka meluncurlah kami ke daerah Kesambi. Warung yang kami jumpai hanyalah warung kecil dengan dua meja panjang di pinggir jalan. Namun malam itu, kami harus menunggu beberapa orang yang sedang jajan, agar bisa bergantian duduk.

Sambil menikmati angin malam yang lumayan kencang bertiup, kami menyantap docang panas-panas. Rasanya gurih, karena taburan kelapa parut dan kuah oncomnya. Namun bagi para pesepeda yang seharian menggowes di bawah terik matahari dan hempasan angin pesisir, porsi yang ditawarkan terasa masih belum cukup. Beberapa dari kami pun minta tambah lontong dan krupuk. "Ini porsi buat orang jajan, porsi pesepeda lain," celetuk Hery Prasetyo, salah satu wartawan yang ikut bersepeda.

Docang yang dijual Pak Otong bersama Bu Wiwin, istrinya itu juga dijual tidak terlalu mahal. Kami berdelapan, hanya diharuskan membayar sekitar Rp65 ribu. padahal hampir semua minta tambah lontong dan minum.

elain docang, sebenarnya Cirebon memiliki makanan khas lain, yakni mie koclok. Yang membedakan mie ini dengan mie lainnya adalah kuahnya yang lebih kental dan sayuran yang melengkapinya. Sayang, kami belum sempat mencobanya, sehingga belum bisa menceritakan rasanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com