Menurut Agus, selama ini pelayanan yang diberikan salah sehingga pelatihan tersebut sangat diperlukan. Kesalahan itu biasanya berhubungan dengan cara melayani tunanetra tidak sama perlakuannya dengan penumpang biasa.
"Kami pun sekarang harus memahami cara menuntun maupun menegur tunanetra," papar Agus.
Sementara itu, dalam acara peluncuran, Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki berharap maskapai penerbangan lain dapat melakukan hal yang sama seperti Sriwijaya Air terutama untuk kepedulian kepada kebutuhan para penyandang tunanetra.
Dalam acara peluncuran juga terdapat peragaan yang dilakukan pramugari. Bambang memberikan panduan kepada penyandang tunanetra mengenai cara pemakaian baju pelampung. Selain itu, juga dijelaskan secara khusus mengenai pintu darurat. Pelanggan tunanetra dibimbing oleh pramugari ke arah pintu darurat.
Peragaan tersebut berbeda dari peragaan sebelum lepas landas seperti biasanya. Sehingga, dari peragaan tersebut dapat terlihat cara dan perlakuan yang sebaiknya dilakukan untuk penyandang tunanetra dalam hal pemberian informasi mengenai keselamatan pesawat.
"Sebaiknya pesawat menyediakan kursi khusus penyandang tuna netra, mau ada penumpangnya atau tidak, kursi itu tidak boleh diisi penumpang lain. Kalau tidak ada penumpang tunanetra, dibiarkan kosong saja," saran Menteri Perhubungan Freddy Numberi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.