Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Datang di Repoeblik Telo...

Kompas.com - 03/08/2011, 08:48 WIB

Cita rasa ubi jalar benar-benar nyata di lidah. Tak heran, seusai merasakannya, perut sedikit terasa kenyang karena seperti mengonsumsi ubi. Meski demikian, paduan ubi dan susu terasa cocok dan pas di mulut.

Saat mencicipi bentuk olahan es krim dalam kemasan cup, misalnya, setiap konsumen bahkan masih dapat merasakan serabut-serabut dari ubi jalar. Hal berbeda ketika mencicipi es krim cone, di mana es krim diolah lebih halus dengan campuran susu. Meski begitu, tetap saja rasanya telo banget.

”Identitas” telo juga menonjol dari aroma. Begitu dikunyah, serat ubi berpadu dengan tepung terigu dalam roti, begitu lembut terasa di lidah. Hmmm...

Dalam pengelompokan bahan pangan, Agung mengatakan, ubi jalar sebenarnya termasuk dalam kelompok sayur-sayuran yang memiliki kandungan gizi dan vitamin cukup tinggi. Dibandingkan dengan wortel—teman sesama sayuran—ubi jalar ternyata memiliki kandungan vitamin A empat kali lebih tinggi. Ubi jalar diketahui juga memiliki kandungan betakaroten yang berfungsi sebagai zat antioksidan.

Selain itu, ubi jalar juga berkadar gula rendah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. ”Dengan kata lain, telo juga cocok menjadi makanan diet,” ujarnya.

Mengangkat derajat ”telo”

Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) adalah lembaga penelitian pertanian yang didirikan mantan Sekretaris Jenderal Kelompok Tani Nelayan Andalan tingkat nasional tahun 2000, Unggul Abinowo. Sejak tahun 1984 hingga sekarang, SPAT sudah mengembangkan ubi jalar menjadi 50 variasi bahan pangan olahan.

Teknik memadukan ubi jalar dengan bahan-bahan lainnya juga bervariasi. Untuk bakpia telo, ubi jalar ungu ataupun kuning yang telah ditumbuk digunakan sebagai isi dan bagian luarnya murni menggunakan tepung terigu. Untuk bakpao, adonan dibuat dari campuran tepung terigu dan ubi jalar, dengan 10 macam isi, di antaranya coklat, stroberi, dan nanas.

Kepala Pusat Kajian dan Strategi Pembangunan Desa SPAT, Agung Pranatono mengatakan, bentuk makanan olahan dari ubi jalar yang pertama dibuat oleh SPAT adalah keripik yang kemudian berkembang menjadi 49 varian bentuk makanan lain.

”Saat ini yang terus menjadi favorit adalah bakpao telo,” ujarnya. Setiap hari rata-rata jumlah bakpao yang terjual berkisar 18.000 bakpao per hari. Inovasi membuat bakpao sendiri dimulai pada tahun 2000.

Hari-hari biasa bahan baku ubi jalar yang digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan tersebut berkisar satu ton per hari, sedangkan pada masa liburan SPAT bisa mengolah dua hingga tiga ton ubi jalar per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com