Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Khas Lebaran di Setu Babakan

Kompas.com - 31/08/2011, 01:07 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com — Malam itu, orang-orang menatap televisi, menantikan pengumuman pemerintah, apakah Idul Fitri 1432 Hijriah jatuh pada hari Selasa atau Rabu. Terdengar suara motor menderu di depan rumah. Mus, seorang kenalan asli Betawi, mampir sambil membawa rantang.

Di dalam rantang, tampak aneka lauk seperti semur dan seikat ketupat. Semuanya begitu menggiurkan. Ia memang telah berjanji untuk membawa tape uli. Namun, ia malah membawa rantang berisi lauk-pauk khas Lebaran.

“Kalau orang Betawi biasa mampir bawa rantang ke kerabat sehari sebelum Lebaran. Ini masih nunggu juga keputusan pemerintah. Tapi, biarin deh, nganter-nya hari ini aja,” tuturnya. Ya, memang pada akhirnya Idul Fitri 1432 H jatuh pada hari Rabu.

Mus bukanlah satu-satunya warga Betawi yang sudah siap dengan aneka hidangan menyambut Lebaran. Tak jauh dari rumah Mus, warga Setu Babakan sudah jauh-jauh hari menyiapkan aneka kuliner khas Lebaran.

Setu Babakan berlokasi di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan ini dikenal sebagai kampung Betawi dan telah menjadi obyek wisata yang unik. Sebenarnya, obyek wisata ini merupakan cagar budaya Betawi. Jika Anda berkunjung menjelang Lebaran, aneka kegiatan memasak khas Lebaran bisa Anda lihat secara langsung.

Nah, kalau menyangkut kuliner, Setu Babakan paling dikenal dengan dodol betawi dan bir pletok. Banyak wisatawan jauh-jauh datang ke Setu Babakan hanya untuk bisa menikmati kedua hidangan tersebut. Beberapa tahun lalu, di kala menjelang Lebaran, saya pun mampir untuk mencicipi sepotong dodol betawi dan segelas bir pletok dingin.

Dodol betawi tak terlalu sering ada, biasanya muncul saat Lebaran atau berdasarkan pesanan. Dodol betawi Setu Babakan terkenal karena pembuatnya tinggal di daerah ini. Dalam beberapa kesempatan, wisatawan bisa menonton langsung cara pembuatan dodol betawi. Belum lagi pembuat dodol betawi saat ini sudah langka.

Dodol betawi Setu Babakan dikenal dengan sebutan Dodol Mpok May. Disebut demikian karena pembuatnya adalah almarhumah Mpok May. Setelah beliau wafat, usaha dodol betawi diteruskan oleh anaknya, Mpok Juanti.

Proses pembuatan dodol betawi sangat rumit dan memakan waktu lama. Oleh karena itu, Mpok Juanti hanya membuat dodol betawi saat ada pesanan saja. Untuk bisa melihat langsung pembuatan dodol, harus menunggu sampai ada pesanan. Cara lainnya adalah datang menjelang Lebaran. Namun, sering kali acara kesenian Betawi di Setu Babakan menampilkan demonstrasi pembuatan dodol.

Bahan-bahan dodol Betawi terdiri dari ketan putih, gula merah, gula pasir, dan santan. Bahan-bahan ini kemudian diadonin alias dicampur. Lalu, adonan pun dimasak menggunakan kayu bakar.

Bahan yang masih encer ini kemudian diaduk perlahan di atas kenceng atau kuali besar berdiameter kira-kira 1 meter. Pada tahap ini, pengadukan biasa dilakukan oleh perempuan. Namun, beberapa jam kemudian, lelaki akan mengambil alih proses pengadukan.

“Harus laki-laki, soalnya dodolnya udah makin lengket, jadi kalau diaduk, makin berat. Saya aja kalau ngaduk harus pasang kuda-kuda kayak lagi pencak silat. Harus bertenaga, kalau gak, bisa-bisa saya yang nyemplung ke dalam kenceng,” sahut Subur, suami Mpok Juanti, yang juga ikut membantu usaha Dodol Mpok May ini.

Pengadukan ini memang proses yang melelahkan karena harus terus-menerus diaduk. Bayangkan, proses pengadukan memakan waktu 8 jam! Soal rasa, sudah pasti jaminan mutu. Karena tidak mengandung bahan-bahan kimiawi, dodol ini terasa legit dan enak. Rasa manisnya juga pas.

Selain itu, Dodol Mpok May bisa tahan sampai satu bulan karena dimasak sampai benar-benar matang. Apalagi dimasak dengan menggunakan kayu bakar, rasa dodol sangat berbeda. Mpok Juanti pernah memberikan dodol yang dibuat dengan kompor gas. Rasa manis dan kekenyalannya tidak seenak seperti dodol yang dimasak dengan kayu bakar.

Konon, pembuatan dodol betawi juga tidak sembarangan. Subur menuturkan, tradisi menyebutkan, jika sedang memasak dodol, jangan sampai ada pengantin yang lewat. Pantangan lainnya adalah iring-iringan jenazah juga tidak boleh lewat di tempat pembuatan dodol. Boleh percaya atau tidak, bila hal ini dilanggar, dodol yang sedang dimasak tidak mau memadat.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com