Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlebaran di Antara Kabut dan Es, Pendakian Gran Paradiso (2)

Kompas.com - 07/09/2011, 13:23 WIB

KOMPAS.com - Pagi itu hanya dua kelompok pendaki yang berjalan tanpa pemandu. Kami, saya dan Paimo dari Indonesia dengan dua pendaki muda dari Belanda. Sisanya beberapa grup dipimpin oleh pemandu.

Walau sudah mempelajari peta skala besar, karena belum terlalu kenal medan, kami berdua agak kesulitan juga ketika masuk perbatasan batuan dengan es. Situasi diperburuk karena hujan es semalam menghilangkan jejak-jejak di lintasan es.

Setelah lebih dari setengah jam mencoba memotong jalan ke punggungan dengan permukaan es bercampur batu, kecelakaan kecil terjadi. Sepatu yang terpasang crampon terantuk berkali-kali.

Paimo dan saya masing-masing jatuh terguling satu kali. Paimo lebih beruntung jatuhnya tidak berdampak. Sementara saya terjatuh dengan cakar es mengarah ke betis. Cakar baja itu dengan tajamnya merobek celana salju saya selebar 20 sentimeter.

Sambil melakukan orientasi ulang, kami mengedarkan pendangan ke bawah. Dalam keremangan pagi, crevasse (rekahan es) membentang di pertemuan gletser Ghiacciaio dan gletser Laveciau. Di ujung pertemuan dua gletser itu terlihat lidah gletser yang paling bersih dari jebakan crevasse hingga menepi ke arah barat. Terlihat beberapa rombongan pemandu membawa kelompoknya ke sana. Tampaknya jalur itu lebih aman, kami pun memotong ke arah yang sama.

Setelah itu rute menanjak terus ke selatan ke arah punggungan puncak. Cuaca makin buruk dan kami menemui beberapa orang kembali turun. Setelah sampai di punggungan terakhir, angin makin kencang. Dua pendaki Belanda sudah turun dan memberi semangat.

Dorongan dari pendaki lain penambah semangat, dijawab dengan hujan es yang menguji semangat. Hingga saat-saat terakhir sekitar 50 meter sebelum puncak, kami tidak menyadarinya karena pandangan terbatas. Baru ketika kabut tersibak sebentar, patung Madonna yang menjadi pertanda puncak terlihat.

Dengan bantuan tali pengaman, kami bergeser di gigir tipis puncak ke arah patung itu.  Puncak Gran Paradiso setinggi 4061 meter itu pun bisa disambangi saat hari Lebaran kedua. Paimo membentangkan bendera merah putih dan bendera klubnya Vanaprastha.

Secara pribadi kami senang bahwa makna merayakan Lebaran kali ini dibalut dengan keberhasilan pendakian ini. Namun saat menapak turun ke arah timur, kami tahu ada gunung yang lebih tinggi untuk didaki, Mont Blanc, gunung tertinggi di Eropa Barat. Minggu depan kami akan mencobanya. (Tantyo Bangun dari Chamonix, Perancis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com