Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Wisatawan Bukit Tangkiling Masih Sedikit

Kompas.com - 12/09/2011, 20:30 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Jumlah wisatawan yang datang ke Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Palangkaraya, Kalimantan Tengah masih sedikit. Kondisi itu disebabkan Bukit Tangkiling memerlukan berbagai pembenahan seperti pemasangan petunjuk jalan, tempat sampah, dan informasi tentang keragaman hayati.

Menurut Kepala Seksi Wilayah I Palangkaraya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, Gunawan Budi, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (12/9/2011), jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bukit Tangkiling sekitar 200-300 orang per bulan.

Hanya pada saat hari-hari besar seperti Lebaran, wisatawan membeludak dengan jumlah bisa mencapai 3.000 orang per hari. Gunawan mengakui, Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling masih memiliki kekurangan. Karena itu, Bukit Tangkiling akan dibenahi pada Oktober 2011.

Pembenahan dilakukan dengan membuat papan petunjuk jalan, menaruh tempat sampah, dan memasang nama-nama tumbuhan endemis. Termasuk, nama-nama latin pepohonan, ujar Gunawan. Jika sudah dibenahi, jumlah wisatawan diharapkan naik menjadi 500-1.000 orang per bulan.

Saat ini, petunjuk jalan di jalur menuju puncak Bukit Tangkiling tak terlihat. Wisatawan yang belum pernah ke sana dan tidak dipandu, bisa kebingungan menentukan arah. Sampah pun berserakan di beberapa sudut. Karena itu, pembenahan dilakukan agar wisatawan lebih bergairah untuk datang ke Bukit Tangkiling.

Pembenahan Bukit Tangkiling sebenarnya sudah direncanakan pada pertengahan tahun 2011. Akan tetapi, pihak BKSDA Kalteng masih sibuk menanggulangi bahaya kebakaran sehingga pembenahan taman wisata alam itu tertunda. Sebagai upaya meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung, pohon-pohon produktif sudah ditanam.

Pohon-pohon itu seperti durian, mangga, dan rambutan yang ditanam sejak tahun 2008. Jumlah total pohon hingga saat ini hampir 1.000 batang di lahan seluas dua ha. Ada pula tanaman obat tradisional seperti pasak bumi, jahe merah, dan sarang semut, ujarnya.

Di Bukit Tangkiling terdapat lebih kurang 140 tanaman obat tradisional. Jika sudah siap, wisatawan bisa langsung memetik buah di Bukit Tangkiling. Buah-buahan dan obat tradisional tersebut diharapkan sudah bisa dinikmati dalam dua tahun mendatang.

Gunawan menambahkan, Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling dengan tarif masuk sebesar Rp 1.000 per orang, masih membutuhkan beberapa fasilitas seperti toilet dan tempat makan. " Saya rasa, dua fasilitas itu yang paling penting agar wisatawan bisa merasa nyaman berkunjung," ujarnya.

Taman Wisata Alam Bukit Tangkilin g memiliki luas 533 hektar (ha), berjarak sekitar 35 kilometer (km) dari pusat Kota Palangkaraya. Di taman wisata alam itu terdapat sembilan bukit yakni Baranahu, Kalalawit, Tabala, Tunggal, Bulan, Buhis, Liau, Lisin, dan Tangkiling.

Gunawan menjelaskan, tempat tersebut dilengkapi Cagar Alam Bukit Tangkiling di kawasan terpisah dengan luas sekitar 2.100 ha. " Guna lebih menarik minat wisatawan, Bukit Tangkiling punya koleksi sejumlah hewan yang ditempatkan di sangkar seperti kasuari, kera, binturung, landak, dan buaya," ungkapnya.

Menurut Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Kalteng, Berdodi Samuel, Bukit Tangkiling punya peluang besar menjadi lokasi wisata terpadu. Keindahan alam di sana dilengkapi lokasi wisata religi seperti Biara Pertapaan Karmel dan Pura Sali Paseban Batu Hindu Kaharingan.

Terdapat pula Hotel Rungan Sari yang nyaman, dan kerap disinggahi turis mancanegara. Keunggulan taman wisata alam tersebut yakni rimbunnya berbagai pepohonan seperti cempedak, rambutan, meranti, dan pilau , serta panorama indah yang bisa dinikmati dari puncak Bukit Tangkiling.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com