Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Rusia Kantong Kempis Bisa Bikin Masalah

Kompas.com - 24/09/2011, 09:21 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Mulai munculnya wisatawan asing (wisman) Rusia kelas bawah ke Indonesia tidak selalu terkait dengan pendulangan devisa namun kadang berujung masalah. Belakangan ini mulai ada wisman Rusia yang berkeliaran di pantai dalam kondisi kehabisan uang.  

Kenyataan ini dikemukakan oleh beberapa pelaku industri pariwisata di sela-sela pameran The 17th Trade International Travel and Tourism Exhibition “Otdykh Leisure 2011” di Moskwa, Rusia, (22/09/2011).  

Wakil Ketua Asosiasi Pariwisata “Privet Bali” yang juga Konsul Kehormatan Federasi Rusia di Bali Chaerul Nuku Kamka menyayangkan mulai munculnya turis Rusia yang kantong kempis.   Menurut Nuku, ujung permasalahan ini adalah charter flight yang terbang ke Bali dari Moskwa dan St. Petersburg. Dalam beberapa tahun terakhir beberapa penerbangan disewa untuk mengangkut para wisatawan Rusia yang menuju Bali.  

Bahkan, seminggu bisa dua atau tiga kali. Awalnya, para wisatawan tersebut merupakan wisatawan kelas satu. Namun pesawat kini mulai terisi turis yang berkantong kempis.  

Ini semua bisa terjadi karena sistem rekrutmen penumpang yang diblokir oleh beberapa biro perjalanan wisata di Rusia. Harga penerbangan yang tidak murah itu akan dibanting sampai dengan 250 dollar AS pada detik-detik terakhir, daripada tiket tidak terjual.  

“Sering terjaring para turis yang sebenarnya tidak mampu untuk berwisata ke Bali,” kata Nuku.   Akibatnya cukup mengagetkan, wisatawan Rusia yang dulu dikenal tajir dan suka bagi-bagi tip sampai 100 dollar AS, kini ada yang mulai “menggelandang” di pantai. Tidak hanya itu, ada juga yang melakukan tindakan kurang terpuji dan akhirnya berurusan dengan yang berwajib.  

“Sayalah akhirnya yang ikut menangani masalah ini. Sebagai Konsul Kehormatan saya jadi pusing,” lanjutnya.  

Menurut Direktur Promosi Luar Negeri Kembudpar Noviendi Makalam, yang juga hadir dalam pameran, semua ini akan tersaring dan terselesaikan dengan baik jika Indonesia dapat segera mengusahakan penerbangan langsung reguler (scheduled direct flight).  

“Setidaknya kita berharap maskapai kita bisa code share-lah,” ujarnya.  

Dengan penerbangan langsung reguler, diharapkan tidak ada lagi turis dadakan yang hanya memiliki uang pas-pasan untuk penerbangan dan bayar visa on arrival. Hal ini berlaku tidak hanya buat turis dari Rusia namun juga dari negara lainnya.  

Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Hamid Awaludin mengatakan penandatanganan Air Service Agreement beberapa waktu lalu sebenarnya merupakan pembuka jalan bagi kerjasama penerbangan langsung  reguler Indonesia-Rusia, baik untuk penumpang maupun kargo.  

Ia yakin hal ini dapat meningkatkan arus wisatawan dari dan ke dua negara, serta akan dapat mendorong peningkatan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi.  

Di tengah munculnya beberapa masalah kecil itu, semangat pelaku bisnis industri pariwisata Indonesia untuk menarik wisatawan Rusia ke Indonesia tetap tinggi. Koordinator Pameran dari KBRI Moskwa Suprianda Ruru menuturkan sebanyak 18 perusahaan industri pariwisata Indonesia ambil bagian dalam pameran “Otdykh Leisure 2011”.  

Pameran tersebut berlangsung pada tanggal 20-24 September 2011 di Crocus Expo, Moskwa. Pameran itu juga didukung penuh oleh Kemenbudpar RI dan KBRI Moskwa.  

Catatan statistik Kemenbudpar menunjukan peningkatan wisatawan Rusia ke Indonesia lumayan besar. Pada tahun 2010 sebanyak 79.100 wisatawan Rusia ke Indonesia atau meningkat 15% dari tahun sebelumnya.  

Pada periode Januari-Juni 2011 wisatawan Rusia ke Indonesia tercatat 46.181. Sementara itu, target 90.000 orang sampai akhir tahun 2011 diharapkan dapat tercapai.  

Sebenarnya, jumlah tersebut tentunya belum berarti apa-apa jika melirik gairah warga Rusia untuk berwisata ke luar negeri. Berdasarkan Dinas Statistik Rusia, wisatawan Rusia yang berkunjung ke luar negeri periode Januari-Juni 2011 lebih dari 6,1 juta orang.  

Negara-negara yang menjadi pilihan wisatawan Rusia, seperti Turki dikunjungi lebih dari 1,13 juta orang, China hampir 632 ribu orang, Mesir hampir 489 ribu orang, dan Thailand lebih dari 421 ribu orang. Tahun 2010 orang Rusia yang bepergian ke luar negeri sebanyak 12,6 juta orang dan menghabiskan 26,5 milyar dolar.  

“Sekali lagi, penerbangan langsung reguler menjadi ujung tombak bagi peningkatan arus wisatawan Rusia dalam arti yang positif. Saya harap hal ini segera terlaksana,” ujar Makalam. (M. Aji Surya dari KBRI Moskow)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com