Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Lihat Seni Ukir di Festival Budaya Asmat

Kompas.com - 27/09/2011, 15:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Budaya Asmat kembali digelar pada tanggal 20 hingga 25 Oktober 2011 mendatang. Festival ini akan diselenggarakan di Lapangan Yos Sudarso, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

“Festival tahun ini akan menonjolkan seni ukiran yang menjadi keunikan pengrajin Suku Asmat, yaitu kemampuan mengukir langsung tanpa harus membuat sketsa terlebih dahulu,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Asmat Elisa Kambuh saat konferensi pers di Jakarta, Senin (26/9/2011).

Menurut Elisa, festival Asmat yang diselenggarakan sejak tahun 1981 ini akan memfokuskan pada tiga kegiatan, yaitu seni ukir, tarian adat Asmat, dan manuver perahu tradisional Asmat.

Untuk kegiatan seni ukir, jelasnya, telah diadakan proses penyeleksian sejak dua bulan sebelumnya. Para pengrajin juga akan mempraktikan keterampilan mengukirnya saat acara festival berlangsung. Hasil ukiran para pengrajin nantinya akan dilelang.

Elisa menuturkan ribuan seniman Asmat akan menghasilkan karya ukir, anyaman, dan tarian khas yang bisa menjadi daya tarik wisata. Adanya festival ini, kata Elisa, dimaksudkan untuk melestarikan nilai luhur seni budaya Asmata serta mempertahankan Asmat sebagai situs budaya yang layak dikunjungi wisatawan.

“Asmat sebenarnya sudah cukup di kenal di kalangan wisatawan mancanegara, hanya saja masih terkendala oleh masalah akses transportasi karena hanya ada bandara kecil di Kabupaten Asmat,” tambahnya.

Untuk jangka pendek, Elisa melanjutkan, pemerintah daerah mencoba memperbaiki konstruksi bandara. Sehingga bandara lebih memadai untuk pesawat-pesawat berukuran sedang.

Ketika disinggung mengenai kesiapan pemerintah daerah atas penyelenggaraan festival ini, Sekretaris Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Asmat Donatus mengemukakan bahwa belum ada hotel yang memadai untuk menampung para wisatawan.

“Di Kabupaten Asmat hanya tersedia  beberapa penginapan kecil dengan kamar terbatas, biasanya wisatawan mancanegara yang datang ke Festival Asmat menggunakan kapal sendiri dan menginap di kapal tersebut,” kata Donatus.

Pemda Kabupaten Asmat, lanjut Donatus, juga akan mengajak para wisatawan yang datang ke Festival untuk menginap di rumah adat Asmat. Rumah adat yang dikenal dengan sebutan rumah Jew ini adalah jenis rumah panjang yang biasa digunakan untuk pertemuan atau musyawarah warga.

Ia berharap dengan menginap di rumah Jew, wisatawan lebih mudah berinteraksi dan menyaksikan kebiasaan penduduk lokal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com