MATARAM, KOMPAS -
Puluhan penumpang itu, adalah para penumpang telantar pesawat Lion Air dan Wings Air, yang batal terbang sehari sebelumnya. Mereka adalah para penumpang maskapai penerbangan
yang terlambat mendarat dari batas akhir pendaratan di Bandara Selaparang, Mataram, yang ditutup pengoperasiannya, Jumat (30/9) pukul 18.00 Wita. Bandara baru BIL, yang berada di Lombok Tengah dan berjarak 30 kilometer dari Bandara Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi beroperasi 1 Oktober 2011 hari ini.
Para penumpang mengajukan protes, terutama penumpang Wings Air karena dijanjikan diterbangkan pukul 10.40 Wita melalui BIL, meski hingga waktu yang ditentukan belum ada kejelasan. ”Kami ini ada testing di Surabaya pukul 08.00, tapi karena penundaan kemarin, kami minta jadwal testing ditunda hingga pukul 15.00 hari ini. Eh sampai pukul 12.00 hari ini, belum ada kejelasan mau berangkat jam berapa,” ujar Rani, karyawan Kantor Bank BRI Mataram, yang bersama empat rekannya menunggu di depan konter Wings Air.
Namun, AA Gde Suteja, petugas Lion Air, mengatakan, hingga Sabtu sore seluruh penumpang tujuan Jakarta, Surabaya, dan Denpasar, yang tertunda keberangkatannya sudah terangkut pada Sabtu siang.
Bandara Selaparang resmi ditutup 30 September setelah beroperasi tahun 1950. Pelayanan penerbangan dialihkan ke BIL, 1 Oktober, ditandai dengan pendaratan perdana pesawat Boeing 737 GA 400 milik Garuda di landasan pacu sepanjang 2.750 meter, Sabtu pukul 10.30 Wita.
Ikut terbang dengan pesawat dari Jakarta antara lain Gubernur NTB Zainul Majdi, Dirjen Perhubungan Udara Hari Bakti, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, dan lain-lain.