Warga Desa Sade Tak Berminat Bikin "Homestay"

LOMBOK, KOMPAS.com - Desa Sade di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu desa wisata yang menawarkan kekhasan budaya Suku Sasak. Kendati demikian, desa ini tidak tertarik untuk menyediakan homestay bagi wisatawan yang ingin menginap.

"Warganya tidak tertarik menyediakan homestay. Jadi hanya mau menampilkan atraksi dan dikunjungi saja," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Firmansyah Rahim dalam pembukaan Gerakan Nasional Sadar Wisata 2011 di Desa Sade, Selasa (18/10/2011).

Menurut Firmansyah, warga di desa tersebut ingin menjaga tradisi nenek moyang Suku Sasak yang bertahan hingga saat ini. Ada adat istiadat yang harus ditaati oleh warga yang tinggal di desa tersebut. "Takutnya wisatawan ini susah beradaptasi dengan adat yang ada saat tinggal," jelas Firmansyah.

Ia juga menjelaskan bahwa warga desa yang pernah keluar dan kembali lagi ke desa itu tetap mampu menjalankan adat istiadatnya. Ia pun mengapresiasi warga Desa Sade yang mampu sedemikian rupa menjaga tradisi lokal.

"Bayangkan saja, mereka masih tinggal di rumah Suku Sasak dengan lantainya yang dibersihkan dengan kotoran kerbau," ujarnya.

Firmansyah mengatakan, pengembangan desa wisata terus akan dilanjutkan. Hal ini untuk menjadikan warga di desa tersebut tidak hanya menjadi objek, tetapi menjadi subjek yang terus memberikan manfaat bagi daerahnya dan juga dapat menggaet wisatawan.

"Jadi walau tidak ada homestay, ini tetap akan dikembangkan. Kekhasannya, selain rumah Suku Sasak, ada juga bisnis tenun yang sudah pasti menarik bagi wisatawan," kata Firmansyah.