Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Harus Kembangkan Wisata Spiritual

Kompas.com - 25/10/2011, 11:38 WIB

GIANYAR, KOMPAS.com — Wisatawan asal Amerika Serikat meminati wisata spiritual di Pulau Bali dan secara bersama-sama melakukan meditasi.

"Masih hidupnya aura pura yang dikeramatkan oleh umat Hindu, serta didukung oleh puri sebagai penggerak seni dan budaya, Bali masih menjadi tempat menarik untuk wisata spiritual," kata I Wayan Aksara, Manajer Pemasaran Puri Ageng Blahbatuh, Selasa (25/10/2011).

Menurut dia, umumnya wisatawan yang suka berwisata spiritual itu berasal dari Amerika dan Eropa. Untuk itu, ia berharap besar wisata spiritual digarap secara serius oleh pemerintah.

"Dalam penggarapannya sudah barang tentu mengikuti tata-titi atau aturan di masing-masing wilayah tanpa mencederai makna dari pura itu sendiri," ujarnya.

Dewa Anom Astawa, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Gianyar, berharap banyak wisata spiritual itu lebih digalakkan di pulau Dewata. Wisata itu bukan diperuntukkan pada wisatawan asing saja, namun wisatawan lokal juga sangat membutuhkan wisata itu untuk menenangkan pikiran di era globalisasi ini.

Terkait persoalan itu, kata Anom Astawa, pihaknya berharap besar jika para tokoh spiritual untuk berembug bersama untuk menyatukan konsep wisata spiritual itu sendiri. Mengenai keterlibatan orang spiritual, ia mengemukakan bahwa hanya orang spiritual yang mengerti akan wisata spritual itu. Untuk itu sangat penting pelaku spiritual itu dilibatkan dalam pengemasan wisata itu.

Jika tidak dilibatkan maka infrastruktur wisata spiritual itu akan kacau balau, bahkan terkesan tidak mengena, karena wisata spiritual biasanya diikuti oleh orang-orang khusus dan tidak sembarangan orang.

Untuk itulah infrastruktur dari wisata spiritual itu mesti dikemas secara apik dan secara khusus pula, sehingga kehadirannya benar-benar mengena dan justru akan memunculkan kedamaian, bukan masalah.

"Kami sudah sejak lama mendambakan pengemasan wisata spiritual itu, namun kami butuh waktu menjalankannya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com