Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Kuda Cidomo Trawangan Akan Diganti "Golf Car"

Kompas.com - 03/11/2011, 17:52 WIB

LOMBOK UTARA, KOMPAS.com - Bupati Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Djohan Sjamsu mewacanakan akan mengganti alat transportasi wisata kuda yang biasa digunakan wisatawan untuk berkeliling melihat keindahan alam Gili Trawangan dengan "golf car" atau mobil yang biasa dipakai di lapangan golf.

"Kalau pakai kuda memang terlihat agak tradisional, tetapi dari sisi kebersihan lingkungan kurang. Kalau pakai ’golf car’ akan terlihat bersih dan juga tidak menyebabkan polusi ," katanya pada acara pembukaan pameran pembangunan dan potensi investasi di lapangan umum Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (2/11/2011).

Ia mengatakan penggunaan alat transportasi modern di Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, akan diterapkan pada 2012. Pengadaan alat transportasi itu menjadi kewenangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Lombok Utara.

Penggunaan moda transportasi yang lebih canggih untuk menggantikan alat transportasi hewan sebagai salah satu upaya mengembangkan pariwisata di Gili Trawangan. Gili Trawangan yang luasnya mencapai 340 hektare (ha) merupakan salah satu dari tiga pulau kecil yang ada di Kabupaten Lombok Utara, selain Gili Air yang luasnya mencapai 150 ha dan Gili Meno yang luasnya juga mencapai 150 ha.

"Tiga gili itu sudah menjadi ikon pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sudah menjadi milik dunia karena banyak wisatawan asing yang berkunjung. Untuk itu, kita harus menjaganya dari semua aspek, baik itu kebersihan dan stabilitas keamanan," ujarnya.

Seperti diketahui, Gubernur NTB H M Zainul Majdi menyurati Bupati Lombok Utara, terkait dengan protes sejumlah wisatawan dan masyarakat penyayang binatang, bahwa kuda penarik cidomo (kendaraan khas di NTB) yang ada di obyek wisata Gili Trawangan, Meno dan Air, hidup tersiksa.

"'Penyiksaan' binatang itu juga dianggap akan mengurangi pesona, daya tarik, atraksi dan panorama alam yang sudah bagus," katanya.

Cidomo merupakan satu-satunya alat transportasi di obyek wisata Gili Terawangan, Meno, dan Gili Air. Tidak ada kendaraan bermotor, agar tidak terjadi polusi di obyek wisata yang menjadi ikon pariwisata NTB itu.

Seperti dikutip dari Antara, para wisatawan mancanegara yang mengunjungi obyek wisata terkenal tersebut memprotes perlakuan tidak layak kepada hewan tersebut. Bahkan organisasi penyayang binatang "Jakarta Animal Aid Network" (JAAN) mengaku pada tahun lalu menerima banyak komplain dari para wisatawan tentang perlakuan buruk terhadap kuda yang menjadi satu-satunya alat transportasi di obyek wisata tiga gili tersebut.

Informasi serupa juga diperoleh dari "People for the Ethical Treatment of Animals" (PETA) dengan menyebut kuda-kuda yang bekerja sebagai penarik cidomo di pulau-pulau itu menjalani hidup sengsara. Selain itu kuda-kuda tersebut juga tidak mendapat tempat perlindungan dari matahari selama jam kerja dan tidak ada dokter hewan yang akan menangani kuda jika sakit, serta tidak ada tukang besi yang membuat sepatu kuda di pulau tersebut.

Beberapa pemilik juga tidak memotong kuku kudanya, dan ironisnya hewan tersebut hanya disediakan air asin untuk minum karena para pemilik tidak membeli air bersih untuk minum kuda tersebut. Kondisi itu mengakibatkan masa hidup rata-rata kuda di Gili Trawangan hanya tiga tahun, sementara kuda di tempat lain biasanya dapat mencapai usia empat puluh tahun lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com