Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Kantong 7 Miliar Ton Batubara

Kompas.com - 08/11/2011, 12:29 WIB

MUARA ENIM, KOMPAS.com — Di ujung etape ke-5, Minggu (6/11/2011), tim Kompas Jelajah Sepeda Jakarta-Palembang (JSJP) disambut dan dijamu PT Bukit Asam, persero yang mengelola pertambangan batubara di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Ini pengalaman unik dan menarik. Apalagi, di kota ini terdapat cadangan 7 miliar ton batubara.

Tim juga berkesempatan mengunjungi wilayah pertambangan sehingga perjalanan JSJP tak sekadar berolahraga, mengampanyekan cinta bumi dan hemat energi, tetapi juga mendapat pengalaman serta pengetahuan.

Kehadiran tim JSJP juga secara otomatis mengajak perusahaan ini untuk mencintai lingkungan. Ada pesan moral agar perusahaan tambang juga mengindahkan reklamasi.

Direktur Niaga PT Bukit Asam, Tiendas Mangeka, juga mengaku menyadari pentingnya sadar lingkungan itu. Bahkan, katanya, perusahaannya sudah membangun unit pembibitan dan reklamasi yang terprogram dengan baik.

"Kami menargetkan menambang 50 juta ton batubara per tahun. Maka, ini kami ikuti dengan reklamasi lingkungan. Bahkan, wilayah ini kami persiapkan sebagai tempat rekreasi, hutan, juga wilayah pemukiman yang nyaman jika suatu saat kelak pertambangan ini tutup," jelasnya kepada tim JSJP.

Muara Enim yang memiliki kandungan 7 miliar ton batubara tentu akan mengakibatkan kerukan yang luas. Jika setiap tahun ditambang 50 juta ton maka dalam 146 tahun kandungan batubara akan habis.

"Maka, sedari dini kami menyiapkan pembangunan dan pengembangan wilayah ini agar menjadi tempat yang nyaman untuk hunian jika tambang ini sudah berhenti. Kami selalu menanam ribuan tanaman di daerah bekas tambang dan membangun taman kota. Bahkan, kami juga menyiapkan hutan agar menjadi tempat tumbuhnya berbagai tanaman, juga menjadi tempat hidupnya berbagai binatang," jelasnya.

Tambang di Muara Enim sudah dioperasikan sejak zaman kolonial Belanda pada 1919. Tambang ini kemudian dinasionalisasikan pada 1950 dan mulai beroperasi lagi pada 1981.

Tambang ini menjadi sumber pendapatan penting Kabupaten Muara Enim dan negara Indonesia, juga ikut melancarkan operasional listrik di negeri ini. Ironinya, di Muara Enim yang menjadi kantong batubara sebagai bahan bakar generator listrik justru sering mati lampu. Bahkan, tim JSJP sempat mengalami beberapa kali mati lampu di Muara Enim.

"Ya, beginilah kondisi listrik di daerah kami. Maka, kami terpaksa membangun generator sendiri dengan tenaga uap dan batubara," kata Tiendas Mangeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com