Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Komodo Diusulkan Jadi Obyek Wisata Eksklusif

Kompas.com - 12/11/2011, 19:28 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melonjaknya popularitas Komodo karena melaju ke babak final kontes tujuh keajaiban baru alam diyakini akan berdampak pada melonjaknya kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo. Oleh karena itu, perlu dipikirkan langkah antisipasi pariwisata tanpa merusak konservasi Pulau Komodo. Salah satunya membuat Pulau Komodo sebagai wisata eksklusif di Indonesia.

"Mengenai masalah kunjungan, wisatawan di Pulau Komodo tetap harus dibatasi. Tidak bisa terlalu banyak," kata Duta Komodo Jusuf Kalla dalam jumpa pers terkait terpilihnya Taman Nasional Komodo menjadi tujuh keajaiban alam dunia, di Jakarta, Sabtu (12/11/2011).

Menurut Kalla, Pulau Komodo tidak sama seperti Bali atau destinasi wisata lainnya. Di sekitar Pulau Komodo ini memang tidak ada tempat penginapan untuk wisatawan tinggal. Jika memang berminat untuk menetap beberapa hari maka pilihan wisatawan adalah Labuan Bajo yang memiliki waktu tempuh sekitar dua jam menuju Pulau Komodo.

"Biasanya wisatawan ke Pulau Komodo dihabiskan dalam satu hari untuk trekking dan menikmati keindahan alamnya," ungkap Kalla.

Kendati demikian, bukan berarti pengembangan wisata di Pulau Komodo tidak akan dilakukan. Ia menjelaskan, sudah ada rencana untuk menambah fasilitas seperti kamar kecil dan tempat sampah di lokasi tersebut. Ia juga memiliki gagasan untuk menambah ranger (pawang) di wilayah tersebut demi keamanan dan kenyamanan wisatawan.

"Untuk menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut, wisatawan tidak bisa tumplek begitu saja di situ," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pendukung Pemenangan Komodo, Emmy Hafild, juga mendukung pengembangan wisata di Pulau Komodo. Ia mengungkapkan, ekosistem di sekitar Pulau Komodo rapuh. Ketersediaan air kurang di tempat itu sehingga tidak bisa menampung wisatawan yang tumpah ruah.

"Takutnya malah mengganggu ekosistem. Kesalahan yang biasa dilakukan adalah tidak pernah menggabungkan antara konservasi dan pembangunan. Konsep kali ini akan kami gabungkan agar seimbang," ujar Emmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Jalan Jalan
    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Travel Update
    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Jalan Jalan
    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Travel Update
    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    Jalan Jalan
    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Travel Tips
    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Travel Update
    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Travel Update
    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    Travel Update
    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

    Travel Update
    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    BrandzView
    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Travel Update
    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Travel Update
    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com