Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Asing Tertarik Belajar Tari Bali

Kompas.com - 30/11/2011, 15:43 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Turis asing yang datang berlibur ke Bali, ada diantaranya belajar seni tari dan karawitan sebagai hobi selama berada di Pulau Dewata. "Banyak orang asing yang berminat belajar menari berbagai jenis tarian Bali selama berada di daerah ini," kata Made Sudana, seorang pemandu wisata saat mengantarkan tamunya belajar menari Bali di Denpasar, Rabu (30/11/2011).

Banyak turis asing yang kini belajar menari Bali yang datang langsung ke rumah Made Jimat, penari gambuh di Desa Batuan, 15 km timur laut Denpasar. Turis asing yang belajar menari Bali didominasi turis asal Jepang, Belgia, Australia dan AS.

Turis asing yang belajar menari Bali sudah berlangsung sejak lama dengan waktu maupun jenis tarian yang dipelajari disesuaikan keinginan para siswanya, ada tiga bulan hingga satu tahun belajar menari di Bali.

Wayan Sinti, seniman kerawitan Bali, membenarkan banyak orang asing saat melakukan liburan maupun studi di daerah ini belajar seni tari dan kerawitan yang berkembang di Pulau Dewata.

Orang asing lebih menyukai belajar menari gambuh, yakni jenis tarian Bali yang dianggap paling tinggi mutunya dan merupakan dramatari klasik Bali, bahkan untuk di daerah ini tarian itu sudah dianggap langka peminatnya.

Tari gambuh semakin langka di Bali, padahal tarian ini paling kaya akan gerak-gerak tari sehingga dianggap sebagai sumber segala jenis tari klasik yang merupakan dasar dari seluruh jenis kesenian Bali. "Orang asing paling senang mempelajari tarian yang dianggap langka seperti tari gambuh," kata Made Sudana yang mengaku sering mengantarkan tamunya belajar menari Bali, maupun seni kerawitan.

Turis asing yang berlibur ke Bali disamping ingin belajar seni tari dan karawitan juga ada diantaranya belajar seni lukis khas anak muda di Ubud, dan usaha membatik hanya sekadar ingin tahu saja.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com