Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyejukkan Hati di Kebun Raya Purwodadi...

Kompas.com - 02/12/2011, 10:46 WIB

AWAL November lalu, di sepanjang jalan Surabaya menuju Malang, Jawa Timur, rasanya tak ada udara yang sejuk sama sekali. Panas mentari menyengat kulit. Lalu lintas yang padat membuat kepala seakan mau pecah.

Untungnya, saat rasa gerah semakin memuncak, di kiri jalan terlihat pemandangan yang cukup menyejukkan mata. Deretan pepohonan keras menjulang tinggi dan rimbun, menyuguhkan tawaran kesejukan untuk sejenak melepas penat. Di sana, di Jalan Raya Surabaya-Malang Kilometer 65 (sekitar 24 kilometer dari Kota Malang), kami memilih berhenti melepas penat.

Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, demikian nama tempat itu. Dengan harga tiket masuk Rp 4.500 per orang, ditambah parkir motor Rp 1.500, kami bisa beristirahat sejenak.

Jika tak ingin berjalan kaki, pengunjung bermobil bisa berkeliling kebun itu mengamati beragam pepohonan dari dalam kendaraan dengan tambahan tarif Rp 6.500 per kendaraan.

Duduk di hamparan tanah lapang yang dipayungi rimbunnya berbagai jenis tanaman, menikmati indahnya bunga teratai di atas danau buatan cukup menenangkan jiwa.

Hati dan pikiran yang semula dipacu berbagai kepentingan rasanya sesaat berhenti berputar, teredam kekaguman dan keindahan julangan tanaman berumur belasan hingga ratusan tahun di sana.

Jika haus atau ingin makanan kecil, pengunjung bisa membelinya dari ibu-ibu penjaja makanan yang datang sambil menenteng barang dagangannya.

Langka

Kebun Raya Purwodadi didirikan pada 30 Januari 1941 oleh Dr LGM Baas Becking. Kebun ini berada di bawah pengelolaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama tiga kebun raya lain, yaitu Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas (keduanya di Jawa Barat), serta Kebun Raya Eka Karya, Bali.

Di kebun seluas 85 hektar ini terdapat ribuan jenis tanaman koleksi dataran rendah kering, seperti jenis anggrek, polong-polongan, mangga, paku-pakuan, pisang, palem, tanaman obat, serta herbarium dan tanaman berbiji.

Koleksi anggrek mencapai 2.288 spesimen anggrek alam yang terdiri dari 337 jenis dengan tujuh di antaranya merupakan koleksi endemik Jawa Timur. Beberapa koleksi anggrek endemik Jatim adalah Paphiopedilum glaucophyllum (anggrek selop), Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), dan Ascocentrum miniatum (anggrek mini).

”Sejumlah anggrek di Jatim ini mulai langka karena selain faktor alam, seperti bencana alam, juga karena perburuan untuk kepentingan ekonomi,” kata peneliti LIPI sekaligus penanggung jawab kebun anggrek, Pa’i.

Jenis-jenis tertentu anggrek, termasuk anggrek selop, lanjutnya, memiliki harga cukup tinggi di pasaran, Rp 50.000-500.000 per pohon. Tidak mengherankan jika kemudian anggrek itu menjadi sasaran perburuan. ”Kini, di habitatnya, yaitu di Pegunungan Semeru, anggrek selop mulai langka,” ujarnya.

”Jenis anggrek Ascocentrum miniatum (anggrek mini) yang sebelumnya melimpah di Malang kini juga mulai langka,” lanjut Pa’i.

Selain jenis anggrek, ada juga koleksi tanaman obat sebanyak 196 jenis. Di antaranya adalah tanaman widoro upas (Merremia mammosa) yang umbinya berkhasiat sebagai obat kencing manis. Selain itu ada tanaman sembung (Blumea balsamifera) yang daunnya berkhasiat sebagai obat asma dan jantung serta tanaman kepuh (Sterculia foetida L) yang bijinya untuk obat sakit kulit.

”Memang tugas dan fungsi utama Kebun Raya Purwodadi ini sebagai lembaga konservasi sehingga berbagai tanaman, khususnya yang mulai langka, akan menjadi fokus konservasi kami,” kata Mumpuni Yuda Aryata, staf Jasa dan Informasi LIPI Kebun Raya Purwodadi.

Di luar tugas utama konservasi itu, Kebun Raya Purwodadi juga berfungsi sebagai tempat penelitian dan obyek wisata. Wisata di sini bisa hanya sekadar untuk penyegaran atau wisata pembelajaran. Wisata pembelajaran, antara lain, meliputi belajar memperbanyak tanaman dan berlatih membuat kompos.

Selama ini, jumlah pengunjung Kebun Raya Purwodadi cukup banyak, yaitu 1.360 wisatawan domestik per bulan. Adapun wisatawan mancanegara masih kurang dari 100 orang per bulan.

Nah, tertarik untuk sekadar melepas penat di antara kesibukan dan kemacetan kota? Datang saja menyejukkan hati dan pikiran ke Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan. (Dahlia Irawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Travel Tips
    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Travel Update
    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Travel Update
    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    Travel Tips
    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Jalan Jalan
    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    Travel Tips
    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Travel Update
    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Jalan Jalan
    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Jalan Jalan
     7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    Jalan Jalan
    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    Travel Tips
    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Travel Update
    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com