Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia di Toko Oen...

Kompas.com - 22/12/2011, 12:11 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

KOMPAS.com — Pada Jumat (16/12/2011), awan mendung memayungi Kota Malang, Jawa Timur. Namun, aktivitas warga di jantung kota masih terus berjalan. Sebagian dari mereka sibuk mengambil air wudhu untuk menjalankan ibadah shalat Jumat di Masjid Agung Jami'. Menarik melihat masjid tersebut berdampingan dengan Gereja GPIB Immanuel.

Tidak jauh dari situ, sebuah pusat perbelanjaan Sarinah berdiri megah. Menambah kepadatan dan keriuhan jantung Kota Malang. Tiba-tiba mata saya tertarik dengan sebuah bangunan bernuansa kolonial Belanda yang ada tepat di sudut Jalan Basuki Rahmad. Di atas bangunan tersebut tertulis Toko Oen Ice Cream Palace Patissier.

Masuk di toko tersebut membuat saya seperti kembali berada pada zaman kolonial Belanda. Kursi-kursi tua tertata rapi hingga desain jendela yang kuno. Toples-toples makanan ringan yang khas hingga desain ruang sangat sederhana.

"Toko ini sudah berdiri sejak tahun 1930, awalnya dimiliki oleh Bapak Max Liem, tetapi kemudian berpindah tangan karena tidak ada yang meneruskan. Sekarang Toko Oen cuma ada dua, yaitu di Malang dan di Semarang," kata Anshori, Tour Manager dari Tourist Information Toko Oen.

Arsitektur khas Belanda ditambah dengan nilai sejarah yang tinggi membuat Toko Oen menjadi bangunan cagar budaya. Bahkan, toko ini menjadi salah satu tujuan wisata.

"Bahkan, sejumlah agen perjalanan di luar negeri, seperti Belanda, memasukkan nama Toko Oen sebagai salah satu tujuan tur wisata," kata Anshori lagi.

Dulu, lanjut Anshori, pada zaman Belanda masih ada di Kota Malang, Toko Oen menjadi salah satu tempat berkumpul orang Belanda pada akhir pekan. Biasanya mereka akan berdansa di depan toko.

"Pernah satu ketika ada turis Belanda yang mengikuti tur wisata ke Malang. Dia kelahiran Surabaya, tetapi pada tahun 1957 dia pergi kembali ke Belanda. Nah, pas dia sampai ke Toko Oen, dia menceritakan bahwa dia pernah pergi naik motor dari Surabaya ke Malang hanya untuk berkumpul di Toko Oen. Menurut dia, dari dulu sampai sekarang Toko Oen tidak ada yang berubah," kata Anshori.

Toko Oen sendiri sebenarnya tidak hanya sebuah toko. Di tempat ini, pengunjung bisa merasakan nikmatnya makanan khas Eropa, China, ataupun Indonesia, seperti steak, salad, dan nasi goreng. Tidak heran jika pada siang hari, warga ataupun turis asing makan siang di tempat ini.

"Es krim juga merupakan salah satu menu favorit di sini. Ada macam-macam, seperti oen's special," kata Anshori.

Toko Oen pada akhirnya bukan sekadar tempat wisata ataupun restoran belaka. Tempat ini menyimpan sejarah panjang mengenai kehidupan warga Belanda di Kota Malang.

"Kami rasa sulit untuk melakukan perubahan besar pada bentuk fisik toko ini. Toko ini dengan desain kunonya bukan sekadar menjadi tanda bahwa orang Belanda pernah ada di sini, tetapi tempat ini juga menjadi wadah bernostalgia," tutup Anshori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com