Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Sampang karena Perbedaan Pendapatan

Kompas.com - 31/12/2011, 15:52 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Syura Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat mengatakan, konflik yang terjadi antara Sunni-Syiah di Sampang, Madura, bukan karena perbedaan pendapat, melainkan karena perbedaan pendapatan yang dipicu oleh konflik internal keluarga antara Raisul Hukama (Rais) dan adiknya, Tajul Muluk.

Pria yang akrab disapa Kang Jalal itu menjelaskan, Rais dan Tajul awalnya sama-sama menjadi pengurus IJABI. Namun, karena ada persoalan internal di antara keduanya, akhirnya pada 2009 Rais memutuskan untuk keluar dari IJABI dan bergabung bersama kelompok yang "berlawanan".

Kang Jalal mengungkapkan, konflik internal antara Rais dan Tajul berimbas pada perbedaan pendapatan di antara keduanya. Dia menduga, Rais akan mendapatkan keuntungan jika adiknya kemudian diisolasi ataupun direlokasi ke tempat lain. Hal ini mengingat, kakak beradik ini sama-sama memimpin sebuah pesantren di wilayah tersebut.

"Konflik di Sampang hanya karena masalah internal keluarga. Tapi kemudian Rais membawa-bawa semuanya," kata Kang Jalal, dalam jumpa pers yang digelar di kantor PP IJABI, Kemang, Jakarta, Sabtu (31/12/2011).

Untuk itu, dia mengimbau agar para ulama jangan mengatakan jika konflik di Sampang terjadi karena perbedaan pendapat. Menurut Kang Jalal, masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat, termasuk dengan perbedaan agama.

"Bangsa ini sudah damai sejak dahulu. Kita ini (Sunni-Syiah) rukun, konflik terjadi karena ada perbedaan pendapatan. Saya tidak enak mengatakannya, tapi ini karena 'matre'," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com