Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog untuk Mengatasi Salah Paham

Kompas.com - 02/01/2012, 02:10 WIB

Jakarta, Kompas - Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia, yang merupakan wadah penganut mahzab Islam Syiah, meminta dialog ilmiah secara nasional antara pengikut Sunni dan Syiah di Indonesia. Dialog diperlukan agar pengikut Sunni yang mayoritas di Indonesia tidak salah paham memandang aliran Syiah yang minoritas sehingga ke depan, Syiah tak lagi dianggap sebagai ajaran sesat.

Ketua Dewan Syuro Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi) Jalaluddin Rakhmat, Sabtu (31/12/2011), di Jakarta, mengatakan, masyarakat banyak yang salah paham dalam memandang aliran Syiah. Kesalahpahaman ini pula yang kerap dimanfaatkan orang untuk membela kepentingannya, seperti terjadi dalam peristiwa Sampang, Madura. Dalam peristiwa pada 29 Desember 2011, warga Sunni membakar masjid, madrasah, dan rumah warga Syiah, yang adalah bagian dari Ijabi. Padahal, persoalan berawal dari perselisihan antara kakak beradik, yakni KH Tajul Muluk dan Roisul Hukama. Keduanya awalnya adalah penganut Syiah. Karena berselisih, Roisul pindah ke kelompok Sunni dan dengan kelompoknya menyerang kelompok Syiah yang dipimpin Tajul.

Menurut Jalaluddin, penduduk Indonesia yang mayoritas Sunni menganggap Syiah berbeda dengan Islam pada umumnya. Syiah disebutkan memiliki Al Quran yang berbeda, memiliki azan yang berbeda, dan memperbolehkan kawin kontrak.

Atas dasar inilah, dialog ilmiah secara nasional diperlukan agar masyarakat paham bahwa Syiah tidak berbeda dengan Islam yang dianut mayoritas rakyat Indonesia. Jika ada perbedaan, sifatnya tidak fundamental.

Ketua Badan Pembelaan Hukum dan Hak Asasi Manusia Ijabi Maheswara Prabandono menambahkan, tanpa adanya dialog ilmiah nasional antara Sunni dan Syiah, perselisihan keduanya di tingkat akar rumput akan terus terjadi. Perselisihan tak terjadi di level atas. (faj)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com