Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Setengah-setengah ala "Negeri Gajah"

Kompas.com - 12/01/2012, 03:30 WIB

Kota Bangkok sendiri selama banjir melanda Thailand sebenarnya cukup aman. Thanawan Kasee, Assistant Director TAT, mengatakan, pusat kota Bangkok dan Bandara Internasional Suvarnabhumi bebas dari genangan. Yang sempat tergenang parah adalah bandara domestik Don Muang.

”Yang terkena banjir adalah permukiman di pinggiran Bangkok, termasuk Don Muang. Sementara di pusat kota, perkantoran, pusat perbelanjaan, jaringan MRT atau subway, juga kereta cepat ke bandara dan bandaranya sendiri bebas banjir karena sistem saluran air yang efektif,” katanya.

Namun, pertengahan Desember itu atau kurang dari satu bulan pascabanjir, lalu lintas penerbangan domestik sudah beroperasi normal kembali. Seperti halnya lalu lintas kereta api antarkota dan antarnegara, seperti menuju Malaysia dan Singapura di Stasiun Hua Lam Phong, Bangkok, telah ramai kembali seperti sedia kala.

Cepatnya Thailand pulih pascabanjir karena kuatnya dukungan Raja Bhumibol. Pada 4 Desember lalu, bertepatan dengan ulang tahun ke-84 Raja Bhumibol, segenap rakyat Thailand, khususnya di kawasan yang dilanda banjir, dipimpin oleh sang raja turun ke jalan melakukan bersih-bersih. Tak sampai sepekan kemudian, semua denyut perekonomian di Bangkok normal. Mulai dari pedagang kaki lima di lapak-lapak pinggir jalan hingga restoran-restoran mahal di gedung tinggi merebut kembali pelanggan lokal dan wisatawan asing.

”Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar bencana banjir besar tidak lagi terjadi. Namun, yang pasti jangan sampai rakyat disuruh terlalu lama berkubang dalam masalah dan kesedihan akibat bencana,” kata Chumpol, sekaligus mengumumkan kepada dunia spirit baru negaranya yang bertema ”Beautiful Thailand”.

Tak kalah slogan

Bagaimana dengan Indonesia atau dalam cakupan lebih kecil, Jakarta? Potensi wisata Jakarta dan sekitarnya tak kalah dari Bangkok. Makanan tradisional kita beragam dengan cita rasa yang jelas mampu bersaing. Di Jakarta ada wisata sejarah seperti Kota Tua hingga tradisi Betawi sampai eksotika Kepulauan Seribu. Belum wisata belanja seperti Tanah Abang sampai Mangga Dua. Ada pula Bogor-Puncak-Sukabumi dengan wisata alam dan beragam santapan dan tradisi Sunda.

Namun, kenapa turis asing masih minim? Secara umum, ada 7,7 juta kunjungan wisatawan asing ke Indonesia selama 2011 dan sebagian di antaranya pasti singgah di Jakarta. Di Thailand, total kunjungan wisata mancanegara sepanjang 2011 mencapai 18 juta orang.

Indra mengatakan, masalah utama yang dihadapi wisatawan di Jakarta atau Indonesia adalah sarana transportasi. Di Thailand, seperti di Bangkok, dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain bisa ditempuh dalam hitungan menit karena ada jaringan kereta. Padahal, kota itu juga menghadapi masalah kemacetan sama parahnya dengan Jakarta. Namun, warga punya pilihan, mereka bisa memilih kendaraan pribadi atau subway yang bebas macet. Jaringan jalan layang dan tol telah terbangun lebih masif dari Jakarta.

Bandingkan dengan Jakarta yang berslogan Enjoy Jakarta, tetapi pembangunan transportasi umum nyaman dan berjaringan luas terus terkendala lemahnya komitmen bersama. (NELI TRIANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com